Berita Kaltim Terkini

Program SOMACORE Uji Coba Pengelolaan Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan

Program Somacore yang dilaksanakan oleh YKAN resmi luncurkan inisiatif percontohan di Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan

|
HO/YKAN
PENGELOLAAN BERKELANJUTAN - Potret pulau Derawan. SOMACORE bertujuan memperkuat ketahanan ekosistem pesisir dan laut, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal yang mata pencahariannya bergantung pada sumber daya. (HO/YKAN) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Program Solutions for Marine and Coastal Resilience in the Coral Triangle (SOMACORE), yang dilaksanakan di Indonesia melalui Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), resmi meluncurkan inisiatif percontohan di Kawasan Konservasi Laut (KKL) Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. 

Upaya ini bertujuan untuk membangun model pengelolaan kawasan konservasi yang efektif dan berkelanjutan.

Program SOMACORE didukung oleh Kementerian Federal Jerman untuk Lingkungan, Aksi Iklim, Konservasi Alam, dan Keselamatan Nuklir (BMUKN) melalui International Climate Initiative (IKI), serta dilaksanakan oleh konsorsium yang terdiri dari 10 organisasi nasional, regional, dan internasional di enam negara Segitiga Terumbu Karang.

Dengan mengujicobakan model ini di Kepulauan Derawan, SOMACORE bertujuan memperkuat ketahanan ekosistem pesisir dan laut, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal yang mata pencahariannya bergantung pada sumber daya tersebut.

Program ini menggabungkan pengelolaan berbasis sains, partisipasi masyarakat, serta dukungan kebijakan untuk memastikan upaya konservasi memberikan manfaat bagi alam dan manusia.

Baca juga: Kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Berau dan YKAN Perkuat Usaha Perempuan dan Konservasi Laut

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, Irhan Hukmaidy, menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah ini.

“Integrasi Program Somacore dengan kebijakan daerah akan memperkuat posisi Kalimantan Timur tidak hanya sebagai wilayah strategis nasional, tetapi juga sebagai bagian dari kawasan segitiga karang dunia yang berperan penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut global,” terang Irhan saat pertemuan koordinasi antara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur dengan YKAN pada 10 September 2025 di Samarinda.

20251709_Penyu
PENGELOLAAN BERKELANJUTAN - Seekor penyu mendarat di Pulau Derawan. Pengembangan model pemantauan penyu berbasis masyarakat merupakan salah satu fokus Program Somacore di Kalimantan Timur. (HO/YKAN)

Irhan menambahkan bahwa saat ini Pemerintah Indonesia menargetkan pengelolaan efektif 32,5 juta hektare perairan pada 2030 serta perlindungan 97,5 juta hektare atau setara 30 persen dari total perairan Indonesia pada 2045.

KKP3K KDPS menjadi salah satu kawasan strategis dalam pencapaian target tersebut. Program Somacore diharapkan juga dapat mendukung pencapaian target dengan mengintegrasikan konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

“Program Somacore di Kalimantan Timur akan difokuskan pada pengembangan model pemantauan penyu berbasis masyarakat, restorasi ekosistem mangrove yang dikaitkan dengan budi daya perikanan berkelanjutan, serta penguatan kelompok usaha perempuan,” terang Direktur Kebijakan Program Kelautan YKAN Muhammad Imran Amin.

Baca juga: Tribun Kaltim-YKAN Gelar Talkshow Mangrove, Dorong Pengembangan Pariwisata dan Budaya Berbasis Desa

Lebih lanjut Imran menyampaikan bahwa wilayah pesisir dan laut Kalimantan Timur, khususnya Kabupaten Berau, merupakan bagian penting dari Bentang Alam Sulu Sulawesi yang memiliki peran besar dalam menjaga masa depan segitiga karang dunia.

Kawasan ini berkontribusi penting dalam menghadapi perubahan iklim, memperkuat ketahanan ekoregion pesisir, dan melestarikan ekosistem laut yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir.

KKP3K KDPS ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 87 Tahun 2016 dengan luas kawasan mencapai 285.548,95 hektare.

Keanekaragaman hayati kawasan ini menempati posisi terbesar kedua di Indonesia, dengan ekosistem terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove, hingga danau air asin yang menjadi habitat berbagai spesies langka dan dilindungi.

Selain fungsi ekologis, kawasan konservasi ini juga memiliki kontribusi signifikan terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pesisir.

Baca juga: Tribun Kaltim dan YKAN Gaungkan Jospol Mangrove Lewat Talkshow Bersama Tokoh Kaltim

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved