Soal Video Emak-emak, Priyo: Mereka Hanya Menyampaikan Kekhawatiran, di Mana Salahnya?

Dalam video tersebut tampak perempuan tengah berbicara kepada salah seorang penghuni rumah dalam bahasa Sunda.

TRIBUNNEWS
Priyo Budi Santoso (kiri) saat masih di Golkkar, Jakarta Utara, Sabtu (7/12/2014). 

TRIBUNKALTIMC.CO, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso, menilai, tindakan tiga orang relawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Karawang yang belakangan ramai dibicarakan merupakan kampanye hitam.

Polisi menetapkan tiga perempuan relawan Prabowo-Sandiaga sebagai tersangka yang dijerat dengan UU ITE.

Dalam video yang beredar, ketiganya melakukan kampanye door to door yang salah satunya menyebutkan bahwa jika Joko Widodo terpilih kembali, tidak akan ada lagi azan dan melegalkan perkawinan sesama jenis. 

Bagi Priyo, relawan tersebut hanya menyampaikan kekhawatiran mereka akan sejumlah hal yang berkaitan dengan pemerintahan Jokowi.

"Kalau kita lihat, apa yang dilakukan emak-emak itu di mana sisi salahnya? Saya enggak tahu," ujar Priyo, di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

"Itu kan kekhawatiran mereka, termasuk kekhawatiran kita terhadap beberapa mobilisasi TKA-TKA (Tenaga Kerja Asing) yang terjadi secara masif di banyak zona di tempat kita," lanjut dia.

Menurut Priyo, kampanye hitam oleh relawan di daerah bukan merupakan kegagalan elite politik dalam menarasikan pemilu ke kalangan akar rumput.

Adanya kampanye hitam dianggap sebagai kegagalan seluruh pihak menciptakan pemilu yang baik.

"Itu bukan kegagalan elit politik, itu kegagalan kita semua. Itu kan terjadi di semua tempat, di semua pihak," kata Priyo.

Priyo mengatakan, untuk menekan kampanye hitam, harus dilakukan edukasi kepada masyarakat mengenai kampanye yang baik. Pendidikan politik penting untuk membekali masyarakat, termasuk relawan daerah.

Diberitakan sebelumnya, warga Karawang dan warganet dihebohkan video sosialisasi yang diduga mengarah pada kampanye hitam terhadap pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.

Video tersebut diunggah pemilik akun Twitter @citrawida5. Dalam video tersebut tampak perempuan tengah berbicara kepada salah seorang penghuni rumah dalam bahasa Sunda.

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui Nu make tiyung. Awewe jeung Awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang pakai kerudung, perempuan dan perempuan boleh menikah, laki-laki dan laki-laki boleh menikah)," kata perempuan dalam video tersebut.

Video itu diduga dibuat dan diunggah @citrawida5 pada 13 Februari 2019. 

[Fitria Chusna Farisa]

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Priyo: Yang Dilakukan Emak-emak Itu di Mana Sisi Salahnya? Saya Enggak Tahu",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved