Menata Sungai Karang Mumus, Pemkot Samarinda Dapat Bantuan Rp 25 Miliar dari Bank Dunia
Pemkot Samarinda serius mengawal pemindahan warga pinggiran Sungai Karang Mumus dapat dana dari Bank Dunia ini yang akan dilakukan Pemkot Samarinda
Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Budi Susilo
Laporan Tribun Kaltim Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemkot Samarinda serius mengawal pemindahan warga dari pinggiran Sungai Karang Mumus atau SKM.
Persisnya sepanjang 200 meter kanan kiri SKM, pada segmen Jalan Perniagaan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Sebelumnya, warga yang bermukim di sana diminta membongkar sendiri rumahnya paling lambat 28 Februari lalu. Namun, batas waktu ini diperpanjang hingga 10 Maret ini.
Link Live Streaming PSS Sleman vs Madura FC, Indosiar Selasa (5/3/2019) Sore Pukul 15.30 WIB
Pendaftaran Sudah Dibuka dan Ada Lebih 6.000 Formasi, Pelamar CPNS Papua Wajib Kantongi 1 Surat Ini
Ongen Meminta Aparat Kepolisian Tak Memberi Rehabilitasi Politisi Partai Demokrat Andi Arief
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda, Asli Nuryadin menuturkan, Pemkot Samarinda sepakat memberi bantuan sewa rumah kepada warga yang akan direlokasi.
Besarannya mencapai Rp 1 juta per kepala keluarga (KK) per bulan. Bantuan ini diberikan untuk tiga bulan. Jadi totalnya Rp 3 juta per KK.
"Dari beberapa rapat, warga minta Rp 1 juta sebulan. Kita iyakan saja. Kita tunggu pekan ini (warga membongkar). Kita berharap ada kesadaran," kata Asli kepada Tribunkaltim.co pada Selasa (5/3/2019).
Diketahui, lahan sepanjang 200 meter ini merupakan milik Pemkot Samarinda, yang dipinjamkan kepada warga sementara waktu.
Sehingga, Pemkot tak mengeluarkan ganti rugi untuk relokasi ini.
Asli menuturkan, semua pihak harus mengawal relokasi ini.
Lantaran, hal ini menjadi momentum pembenahan bantaran SKM.
Untuk menata SKM kali ini, kata Asli, pihaknya mendapatkan bantuan dari Bank Dunia (World Bank) sebesar Rp 25 miliar, dan tambahan Rp 2 miliar dari Pemprov Kaltim.
"Ini peluang dan momentum ini berat diulang. Dana disiapkan World Bank. Saya dan Pak Wali (Syaharie Jaang) harus paparan di Kementrian PUPR untuk meyakinkan agar ini dibiayai. Dan itu tak mudah," kata Asli.
Dana senilai total Rp 27 miliar ini akan digunakan untuk membangun taman yang menjadi ruang publik. "Dari titik inilah akan terlihat wajah penataan SKM.
Jika wujud penataannya itu sudah terlihat cantik, maka untuk menata sisi SKM lainnya akan mudah. Karena sudah ada contohnya. Makanya, untuk ini kita harus serius," katanya lagi.