Gelar Operasi Pasar, Bagian Ekonomi Berau Sebut Ada Penyimpangan Distribusi LPG

"Katanya (penjual) mereka belinya memang mahal dari pangkalan. Tidak tahu pangkalan mana," ungkapnya.

Tribunkaltim.co/ Geafry Necolsen
Bagian Ekonomi Setkab Berau bersama PT Pertamina menggelar operasi pasar elpiji bersubsidi di Jalan Pulau Panjang, Senin (18/3/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB  - Menjawab keluhan masyarakat yang kesulitan mendapat gas LPG 3 kilogram, Bagian Ekonomi Setkab Berau bersama PT Pertamina menggelar operasi pasar LPG bersubsidi di Jalan Pulau Panjang, Senin (18/3/2019).

Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat mengeluhkan kelangkaan LPG melon.

"Sudah semingguan ini saya keliling-keliling dari Tanjung Redeb sampai Sambaliung cari elpiji. Kalaupun ada di pasaran, harga jualnya mencapai Rp 40 ribu, itu pun selalu habis ketika saya datangi," kata Nurjannah, warga yang ikut mengantre mendapatkan LPG melon.

VIDEO – Airsoft, Hobi, Permainan, dan Olahraga hingga Menjajal Simulasi ala Militer di Balikpapan

Butuh Dana Mendesak? Berikut Deretan Alamat Kantor Pegadaian di Kota Balikpapan

Kesaksian Imam Masjid di Selandia Baru Saat Detik-detik Jamaahnya Ditembaki Brutal

Pantauan Tribun Kaltim, harga elpiji melon di tingkat pengecer memang jauh lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Katanya (penjual) mereka belinya memang mahal dari pangkalan. Tidak tahu pangkalan mana," ungkapnya.

Saat operasi pasar digelar tidak jauh dari rumahnya, ibu rumah tangga ini pun buru-buru menbawa dua tabung elpiji 3 kilogram.

"Tapi ternyata hanya boleh beli satu, yang penting ada saja buat masak di rumah," tandasnya.

Sementara itu, Indah dari Bagian Ekonomi Pemkab Berau membantah adanya kelangkaan.

"Sebenarnya tidak ada kelangkaan, karena setiap hari, pasokan elpiji ini datang terus. Tapi karena distribusi dari pangkalan ke konsumen ini yang tidak tepat sasaran. Sehingga masyarakat tidak kebagian elpiji," jelasnya.

Soal laporan warga yang menyebutkan adanya pangkalan yang menjual elpiji yang lebih mahal dari HET, Indah menyerahkan ke PT Pertamina untuk ditindaklajuti.

Dalam operasi pasar ini, elpiji melon dijual sesuai dengan HET, yakni Rp 22.250. Hanya saja, agar distribusinya merata, warga hanya diperbolehkan membeli satu tabung elpiji.

Ibunda Ustaz Abdul Somad Meninggal Dunia, Jenazah Dibawa ke Kampung Halaman

Sosok Wury Estu Handayani, Istri dari Pernikahan Kedua Maruf Amin, Beda Usia 31 Tahun 

Deretan Meme Aksi Timpuk Telur ke Kepala Senator, Ada Sebutan In Egg Boy We Trust 

Selain itu, mereka juga diminta menyerahkan fotokopi KTP.

"Karena dari KTP akan terlihat jenis pekerjaannya, pegawai pemerintah atau pegawai swasta tidak diperbolehkan. Elpiji 3 kilogram memang diperuntukan bagi warga tidak mampu, ibu rumah tangga miskin dan mereka yang tidak memiliki pekerjaan akibat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)," jelasnya.

Dalam operasi pasar ini, Pertamina dan Pemkab Berau mendistribusikan 2.840 tabung yang akan dipasarkan selama sepekan ini.

"Khusus hari ini hanya 560 tabung untuk warga di sekitar Jalan Gunung Panjang," paparnya.

Rencananya pada hari Rabu (20/3/2019) nanti operasi pasar ini akan mendistribusikan 1.120 tabung dan pada hari Sabtu lalu, telah mendistribusikan 1.120 tabung.

Selain di wilayah Tanjung Redeb, operasi elpiji melon ini juga akan digelar di Kecamatan Teluk Bayur,serta di wilayah pesisir selatan seperti Kecamatan Talisayan dan Bidukbiduk. (*) 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved