Pilpres 2019
Ini Penjelasan Partai Demokrat soal Surat Internal SBY tentang Rapat Akbar di GBK
Akun Aku Demokrat @KitaDemokrat di Twitter juga memberikan penjelasan mengenai asal usul dan alur surat internal dari SBY tersebut.
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyampaikan keterangan tertulis tentang surat internal dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada petinggi partainya tentang permintaan SBY kepada petinggi partainya agar mengingatkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk mengedepankan kebhinnekaan dan inklusivitas dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019) pagi tadi.
Ferdinand menjelaskan, surat tersebut memang ditulis SBY dan ditujukan kepada tiga elite Partai Demokrat, yakni Amir Syamsudin, Syarief Hasan, dan Hinca Panjaitan.
"Pak SBY menyampaikan supaya acara dibuat se-Indonesia mungkin dan berbineka tinggal ika dan NKRI, dan saran SBY pun diterima. Ada tadi dari pendeta dan berbagai tokoh agama. Jadi acara tadi Bhineka Tunggal Ika," kata Ferdinand Hutahahean, Minggu (7/4/2019).
Baca juga:
Kagum Lihat Kampanye 02, Ustadz Yusuf Mansur Sebut Siapa Saja yang Ngurus GBK Bisa Dapat Pahala
Ini Penjelasan KPK soal Ucapan Prabowo tentang Data Kebocoran Anggaran
Jokowi dan Ma'ruf Amin Semringah Sapa Warga Tangerang dari Kereta Kencana
Dituding Kampanye 01 di Surabaya Bareng Slank, Begini Jawaban Mahfud MD
Gusti Randa Akui PSSI Berutang untuk Berangkatkan Timnas U-22 Indonesia ke Kamboja
Sudah Miliki Klub Liga Prancis PSG, Qatar Bakal Beli AC Milan dan AS Roma?

“Jadi, Pak SBY sampaikan supaya acara dibuat se-Indonesia mungkin, berbineka, dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” kata Ferdinand.
"Hasilnya gini, (sudah sesuai) kaya (kampanye akbar) pagi ini, itu sesuai arahan SBY. Bahwa orasi dari Ustaz Bachtiar Nasir pun, bahwa tuduhan khilafah tidak betul dan tolol, dan ulama lain pun menyatakan siap jaga NKRI," imbuh Ferdinand.
Akun Aku Demokrat @KitaDemokrat di Twitter juga memberikan penjelasan mengenai asal usul dan alur surat internal dari SBY tersebut.
Begini penjelasannya:
"Sekedar menginformasikan, terkait Surat Ketum @PDemokrat Bapak SBY, yg jelas merupakan arahan kepada 3 petinggi Demokrat, agar berkomunikasi dengan Paslon 02 Prabowo-Sandi, setelah Pak SBY mendapatkan rundown acara kampanye yang pertama (awal sekali).
#TheGreatCampaignofPrabowo

Di mana pada rundown pertama itu, bagian terbesar acara tersebut hanyalah Pidato 4 Ketum partai politik pendukung Paslon 02, kemudian Pemutaran Video Pidato Habib Rizieq Shihab (HRS), dan ditutup dgn pidato Pak Prabowo.
#TheGreatCampaignofPrabowo
Pak SBY lalu memberi masukan, alangkah baiknya dlm sebuah perhelatan politik bertajuk kampanye politik, seyogianya Pidato HRS tidak ditempatkan setelah Ketum Parpol pengusung.
Krn pidato HRS bisa diartikan sbg, berada di atas Ketum Parpol Pengusung.
#TheGreatCampaignofPrabowo
Kecuali, acara tsb memang jelas bertujuan utk acara keagamaan atau dalam konteks lingkup semacam itu.
Setelah surat Pak SBY tsb, akhirnya keluarlah rundown acara akhir yg hari ini berjalan, dimana ada tambahan pidato pimpinan seluruh Agama, dus Pidato HRS dan ulama lainnya.
Jadi, tidak ada yg salah dgn masukan Pak SBY, yg ingin acara kampanye akbar tsb bukan hanya sukses dgn mampu mengayomi kelompok, kepentingan & agama lain terakomodir, tapi secara sadar sangat ingin Prabowo-Sandi menang dgn merebut hati & pikiran rakyat.
Bukan sebaliknya !!!