Perjuangan Muhammad Sajie, Imigran Aleppo yang Perkenalkan Syawarma Suriah di Samarinda

Dibalik kepopuleran Syawarma Suriah di Samarinda, ada sosok pria imigran yang berperan.

TRIBUN KALTIM / ARIF FADILAH
Syawarma Suriah merupakan makanan khas Timur Tengah. Rumah makan Syawarma Suriah berada di Jalan Pangeran Antasari No.6 RT 01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Arif Fadillah

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dibalik kepopuleran Syawarma Suriah di Samarinda, ada sosok pria imigran yang berperan.

Melalui kreasi tangannya, Syawarma Suriah kini dikenal banyak orang.

Dia adalah Muhammad Sajie, Imigran Suriah yang kini membuka usaha Syawarma yang berada di Jalan Pangeran Antasari No.6 RT 01, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda ini.

Sajie awalnya tahun 2011 menginjakkan kaki pertama kalinya di Indonesia.

Dia yang saat itu sudah menikah dengan wanita Sulawesi Selatan berencana untuk sekadar jalan-jalan saja.

Seiring berjalannya waktu dia bersama istri memutuskan untuk tinggal di kampung istrinya, Makassar, Sulawesi Selatan. Dia pun cukup mampu berbahasa Bugis.

Segala pekerjaannya ditekuni Sajie saat di Makassar. Mulai dari berkebun, hingga mengupas kelapa dijalaninya. Dia juga sempat mengajar bahasa Arab dan Al-Quran di Masjid.

Namun itu saja tidak cukup, mengingat dia harus mengirimkan uang ke Suriah untuk orangtuanya. Karena daerah asalnya Kota Aleppo sedang dilanda konflik.

Bahkan dirinya sempat mencari pinjaman untuk mengirim uang ke Suriah.

"Saya harus usaha, karena harus mengirimkan uang ke Suriah untuk orangtua saya. Utang saya dahulu itu sampai Rp290 juta. Orangtua saya di sana makan rumput, dan setiap dua bulan kadang pinjam terus kirim," kata pria kelahiran Aleppo tersebut.

Kemampuan yang dimilikinya hanyalah membuat makanan khas Timur Tengah dan makanan Turki. Mengingat dia pernah membuka restoran di Turki selama kurang lebih dua tahun.

Jadilah dia memilih Syawarma Suriah sebagai usahanya, mengingat belum ada di Indonesia makanan tersebut.

Mulailah dia membuka usaha pertama kalinya di Kota Balikpapan tahun 2016. Tidak berjalan cukup lama dia harus menutup usahanya tersebut karena sakit.

Pasalnya, membuat Syawarma tidaklah mudah. Semua awaknya dikerjakan sendiri, mulai dari membuat bumbu hingga membuat roti. Bahkan Sajie dalam sehari istirahat hanya dua jam saja.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved