Sederet Fakta Video Amoral Sepasang Remaja, Diduga Dilakukan di Bali
Warga Bali digegerkan video amoral sepasang remaja di media sosial. Video tersebut memperlihatkan sepasang remaja beradegan hubungan suami istri
TRIBUNKALTIM.CO, DENPASAR - Warga Bali digegerkan video amoral sepasang remaja di media sosial.
Diduga aksi tersebut dilakukan di Bali. Video tersebut memperlihatkan sepasang remaja beradegan layaknya hubungan suami istri.
Dugaan ini menguat karena terdengar suara dengan logat Bali dan penampakan gelang tridatu dalam rekaman video yang berdurasi 2 menit dan 5 menit tersebut.
Namun demikian belum diketahui lokasi pasti pembuatan video itu.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hengky Widjaja mengatakan belum ada laporan yang masuk terkait video viral tersebut.
"Saat ini datanya belum ada masuk ke Ditreskrimum Polda Bali. Namun kami masih selidiki dimana lokasi adegan itu dibuat," ujarnya pada Rabu (24/4/2019) malam.
Sementara itu dalam keterangan lainnya, Kombes Pol Hengky Widjaja menambahkan jika ada pihak yang merasa dirugikan dari video aksi tak senonoh tersebut sebaiknya segera melaporkannya ke kepolisian terdekat agar bisa dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Saat ini belum ada laporan, masih dipelajari kejadian dimana itu. Kalau ada yang melaporkan hal itu lebih baik dan lebih cepat untuk ditindak lanjuti," tambahnya.
Ia mengungkap akan menyiapkan undang-undang baik terkait soal pornografi, ITE dan undang-undang lainnya jika ada yang sudah melaporkan video itu.
Sudah di Take Down

Kasubdit V Cyber Crime Polda Bali Kompol I Gusti Ayu Suinaci mengatakan pihaknya saat ini sudah men-take down video amoral yang sebelumnya beredar di link dan media sosial.
Namun lebih jauh dikatakannya, pihaknya hingga kini belum menerima laporan terkait apakah ada pihak yang mau melapor atau merasa dirugikan atas video dewasa yang beredar itu
"Belum ada sampai ke kami laporannya. Tapi terkait akun yang memuat video itu, akunnya sudah kita take down. Karena itu kan bermuatan pornografi, “ kata Suinaci saat dikonfirmasi hari ini, Kamis (25/4/2019).
“Kami memutus dan meminimalisir peredarannya. Meminimize bagi orang-orang yang melihatnya, karena itu kan muatan pornografi bisa diakses siapa saja. Apalagi itu di medsos kan?," lanjutnya
Secara rinci diungkapnya, mengenai apakah itu dibuat di Bali ataupun orang-orangnya dari Bali, Suinaci mengatakan pihaknya belum mengetahui.