Selain Samarinda, Ini 5 Kasus Ayah Cabuli Anak yang Tak Kalah Miris, Ada Korbannya Sampai 5 Anak
Selain kasus di Samarinda, ada beberapa kasus ayah cabuli anak yang sempat menyita perhatian publik. Ada yang korbannya tak hanya 1 tapi sampai 5 anak
Penulis: Doan Pardede | Editor: Januar Alamijaya
1. Korban anak berkebutuhan khusus
Kejadian sama juga pernah terjadi di Surabaya, Gadis berusia 14 tahun di Kota Surabaya, sebut saja namanya Mawar telah menjadi korban pencabulan orang terdekatnya sendiri.
Si pelaku tak lain adalah ayah tiri si gadis lugu tersebut. Namanya RH dan berusia 39 tahun. Dia tinggal di Kelurahan Plemahan, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya.
Kasus pencabulan anak oleh orang tuanya sendiri, alias ayah cabuli anak sendiri ini makin menyesakkan hati, karena Mawar menderita kekurangan.
Dia merupakan anak dengan keterbelakangan mental alias berkebutuhan khusus.
Ironisnya, ibunya yang dinikahi RH ternyata juga mengalami kondisi yang sama, punya keterbelakangan mental.
Kanit PPA Reskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni, Kamis (28/3/2019) mengatakan, pencabulan yang dilakukan RH terhadap Mawar anak tirinya sudah berlangsung selama dua tahun, sejak tahun 2017.
Tindakan bejat tersebut selalu dilakukan ketika tengah malam, saat istrinya sedang tertidur pulas di kamar.
Untuk memuluskan aksi cabulnya, RH selalu mengancam anaknya agar tidak menceritakan aksi bejatnya kepada orang lain, terutama kepada ibu kandungnya.
"Jadi tersangka, si bapak tiri ini tidak segan-segan mengancam korban yang punya keterbelakangan mental. Dia mengancam agar tidak melaporkannya ke orang lain," kata Ruth Yeni, Kamis (28/3/2019).
Takut dengan ancaman sang ayah tiri, Mawar pun memilih bungkam selama dua tahun.
Tapi karena kondisi tubuh korban yang semakin lemah dan membuatnya tubuhnya sering kurang sehat, membuat Mawar tak kuasa lagi menyimpan aib yang menimpanya tersebut.
Saat berada di sekolah, gadis 12 tahun itupun akhirnya memberikan diri menceritakan apa yang telah dialaminya dan perlakuan ayah tirinya selama dua tahun kepada seorang gurunya di sekolah.
Mendengar cerita tersebut, si guru inilah yang akhirnya melaporkan kasus pencabulan anak di bawah umur oleh orang tuanya sendiri tersebut ke Polrestabes Surabaya, bersama tim pendampingan dari Pemkot Surabaya.
"Karena ibunya juga mempunyai keterbelakangan mental. Sehingga yang laporan si guru sekolah," terang AKP Ruth Yeni.