Breaking News

Ramadhan 2019

Malam Lailatul Qadar Jatuh Tanggal Berapa? Ini Jawaban Prof Quraish Shihab Melalui Tafsir Al Quran

Prof Dr M Quraish Shihab MA dalam bukunya WAWASAN AL-QURAN Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat menjelaskan pajang lebar soal Lailatul Qadar.

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Doan Pardede
Capture YoyuTube metrotvnews
FOTO M Quraish Shihab - Malam Lailatul Qadar Jatuh Tanggal Berapa? Ini Jawaban Prof Quraish Shihab Melalui Tafsir Al Quran. 

Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi
peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami (QS
Al-Dukhan [44]: 3-5).

Malam tersebut terjadi pada bulan Ramadhan, karena kitab suci menginformasikan bahwa ia diturunkan Allah pada bulan Ramadhan (QS Al-Baqarah [2]: 185) serta pada malam Al-Qadar (QS Al-Qadr [97]: l).

Malam tersebut adalah malam mulia. Tidak mudah diketahui betapa besar kemuliannnya. Hal ini disyaratkan oleh adanya "pertanyaan" dalam bentuk pengagungan, yaitu:

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS Al-Qadr [97]: 2)

Tiga belas kali kalimat ma adraka terulang dalam Al-Quran, sepuluh di antaranya mempertanyakan tentang kehebatan yang berkait dengan hari kemudian, seperti: Ma adraka ma yaum al-fashl, dan sebagainya. Kesemuanya merupakan hal yang tidak mudah dijangkau oleh akal pikiran manusia, kalau enggan berkata mustahil dijangkaunya.

Tiga kali ma adraka sisa dari angka tiga belas itu adalah:

  • Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (QS Al-Thariq [86]: 2)
  • Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (QS Al-Balad [90]: 12)
  • Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS Al-Qadr [97]: 2)

Pemakaian kata-kata ma adraka dalam Al-Quran berkaitan dengan objek pertanyaan yang menunjukkan hal-hal yang sangat hebat, dan sulit dijangkau hakikatnya secara sempurna oleh akal pikiran manusia.

Walaupun demikian, sementara ulama membedakan antara pertanyaan ma adraka dan ma yudrika yang juga digunakan
Al-Quran dalam tiga ayat.

  • Dan tahukah kamu, boleh jadi hari berbangkit itu adalah dekat waktunya? (QS Al-Ahzab [33]: 63)
  • Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat? (QS Al-Syura [42]: 17~.
  • Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan diri (dan dosa)? (QS 'Abasa [80]: 3).

Dua ayat pertama di atas mempertanyakan dengan ma yudrika menyangkut waktu kedatangan kiamat, sedang ayat ketiga berkaitan dengan kesucian jiwa manusia.

Ketiga hal tersebut tidak mungkin diketahui manusia.

Secara gamblang Al Quran --demikian pula As-Sunnah-- menyatakan bahwa Nabi SAW tak mengetahui kapan datangnya hari kiamat, tidak pula mengetahui tentang~perkara yang gaib.

Ini berarti bahwa ma yudrika digunakan oleh Al Quran untuk hal-hal yang tidak mungkin diketahui walau oleh Nabi SAW sendiri, sedang wa ma adraka, walau berupa pertanyaan namun pada akhirnya Allah SWT menyampaikannya kepada Nabi SAW sehingga informasi lanjutan dapat diperoleh dari beliau.

Demikian perhedaan kedua kalimat tersebut.

Ini berarti bahwa persoalan Lailatul Qadar, harus dirujuk kepada Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, karena di sanalah
kita dapat memperoleh informasinya.

Kembali kepada pertanyaan semula, apa malam kemuliaan itu?

Apa arti malam Qadar, dan mengapa malam itu dinamai demikian?

Di sini ditemukan berbagai jawaban.

Kata qadar sendiri paling tidak digunakan untuk tiga arti:

1. Penetapan dan pengaturan

Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved