Pilpres 2019
Pelaku Kerusuhan 22 Mei di Jakarta Berinisial ABB, Berikut Identifikasi Kepolisian Si Tersangka Ini
Organisasi Gerakan Reformis Islam ini adalah kelompok yang, menurut Kepolisian Polri, terafiliasi dengan ISIS ikut gabung dalam kerusuhan aksi 22 Mei.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Peristiwa aksi 22 Mei yang ricuh di Kota Jakarta, bisa dianggap ada pihak-pihak tertentu yang memang sengaja untuk tunggangi.
Demonstrasi 22 Mei yang awal niatnya berjalan damai dan tertib tapi berakhir dengan kericuhan. Kepolisian mengendus dari tindakan beberapa provokator yang tertangkap, ada kaitannya yang memang sengaja ingin membuat kerusuhan.
Hal yang tertebak, diduga ada juga pihak-pihak yang memang ada hubungannya dengan ISIS, lakukan turun ke lapangan dalam aksi 22 Mei, lakukan kericuhan.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal menyatakan salah satu petinggi Kelompok Gerakan Reformis Islam (Garis) yang anggotanya diduga terlibat dalam kerusuhan terkait protes hasil pemilu berinisial ABB.
Garis adalah kelompok yang, menurut Kepolisian Polri, terafiliasi dengan ISIS.
Namun Iqbal enggan mengungkapkan nama lengkap dari inisial tersebut saat ditanyai wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Kamis (23/5/2019).
"Saya jawab dulu, Garis itu adalah Gerakan Reformis Islam. Salah satu Ketua Dewan Syuro Ustaz ABB," ujar Iqbal.
Saat ditanya apakah inisial ABB merujuk pada nama terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir, Iqbal enggan menjawab dan hanya menyampaikan kembali inisial tersebut.
"Semuanya masak enggak tahu? ABB," ujar Iqbal kembali.
Iqbal menyatakan polisi telah menangkap dua tersangka yang terlibat kerusuhan demonstrasi terkait protes hasil Pilpres 2019.
Iqbal sebelumnya mengatakan dua tersangka tersebut merupakan anggota Kelompok Garis yang terafiliasi dengan ISIS.
Dari keterangan dua tersangka tersebut, mereka memang berniat untuk berjihad pada aksi unjuk rasa tanggal 21 sampai 22 Mei.
Kami menemukan bukti yang sangat kuat," ujar Iqbal di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Kamis (23/5/2019).
"Sama-sama kita ketahui kelompok Garis ini pernah melakukan, menyatakan sebagai pendukung ISIS Indonesia," lanjut dia.
Ia mengatakan Kelompok Garis ini telah mengirim kadernya ke Suriah.
Iqbal menyatakan penangkapan dua tersangka dari kelompok Garis ini membuktikan bahwa ada pihak lain yang menunggangi aksi unjuk rasa yang memprotes hasil Pilpres 2019.
"Hal ini penting saya sampaikan kepada publik bahwa fixed ada kelompok penunggang kegiatan unjuk rasa ini," lanjut Iqbal.
Menkopolhukam Wiranto menegaskan pemerintah sudah mengetahui siapa dalang kericuhan atau kerusuhan aksi 22 Mei yang terjadi setelah unjuk rasa di Kantor Bawaslu RI Jakarta,
Wiranto menegaskan, aparat akan segera menindak tegas dalang kerusuhan aksi 22 Mei tersebut.
Hal itu disampaikan Wiranto dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

"Kita sebenarnya dari hasil investigasi saat ini sudah tahu dalang aksi tersebut. Aparat keamanan dengan seluruh kekuatan akan bertindak tegas secara hukum," kata Wiranto.
Wiranto mengatakan, berdasarkan rangkaian peristiwa hingga kerusuhan pecah, pihaknya melihat ada upaya membuat kekacauan nasional.
Hal itu, kata dia, terlihat dari pernyataan tokoh-tokoh yang kemudian menyalahkan aparat keamanan atas jatuhnya korban jiwa.
Wiranto melihat ada upaya membangun kebencian hingga anti kepada pemerintah.
Padahal, kata dia, ada aksi brutal yang dilakukan kelompok lain selain pendemo.
Aksi bayaran
Ia menyebut kelompok itu adalah preman bayaran. Mereka menyerang petugas, merusak asrama Polri di Petamburan, membakar sejumlah kendaraan, dan aksi brutal lain.
"Saya katakan tidak, jangan sampai diputarbalikkan. Pada saat menghadapi demostrasi, aparat keamanan diinstruksikan Kapolri, Panglima TNI untuk tidak bersenjata api. Senjata disimpan di gudang. Aparat menggunakan perisai dan pentungan," kata Wiranto.

"Sehingga tidak mungkin aparat keamanan membunuh rakyat aksi demo," tambah Wiranto.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pihaknya menemukan uang dengan jumlah total Rp 6 juta dari para provokator yang ditangkap karena melakukan aksi anarkis di depan gedung Bawaslu dan Asrama Brimob Petamburan.
Bahkan, saat diperiksa, provokator yang mayoritas adalah anak-anak muda ini mengaku dibayar untuk melakukan aksinya.
"Yang diamankan ini kita lihat, termasuk yang di depan Bawaslu, ditemukan di mereka amplop berisikan uang totalnya hampir Rp 6 juta, yang terpisah amplop-amplopnya. Mereka mengaku ada yang bayar," kata Tito dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal mengatakan, pihaknya menduga kericuhan yang terjadi setelah pembubaran aksi demonstrasi di depan gedung Bawaslu dipicu oleh massa bayaran.
Sejumlah amplop berisi uang pun ditemukan dari massa yang diamankan.
"Ada juga massa yang masih simpan amplop, uangnya masih ada, dan kami sedang mendalami itu," ujar dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Tersangka Perusuh 22 Mei yang Terkait ISIS Berinisial ABB", https://nasional.kompas.com/read/2019/05/23/20065621/seorang-tersangka-perusuh-22-mei-yang-terkait-isis-berinisial-abb.
Penulis : Rakhmat Nur Hakim
Editor : Krisiandi
Subscribe official YouTube Channel
BACA JUGA:
Tito Karnavian, Luhut, Wiranto, hingga Adian Napitupulu jadi Target Ancaman Penculikan & Pembunuhan
SEJARAH HARI INI: 22 Tahun Lalu Ratusan Orang Meninggal akibat Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin
Di Balik Kerusuhan 22 Mei, Reporter Cindy Permadi Mendadak Viral di Sosial Media, Begini Faktanya
Jubir MK: Gugatan Sulit Diterima jika Tuduhan Kecurangan hanya Berupa Klaim tanpa Alat Bukti
Musibah Kebakaran Kembali Terjadi di Kota Samarinda, Tiga Relawan Tersengat Listrik