Kerap Berhubungan Suami Istri Saat Pacaran, Perempuan Ini Derita HIV-AIDS Setelah Nikah 7 Tahun

AD, perempuan berusia 36 tahun asal Mengwi hanya bisa meratapi nasib. Pasalnya, penyakit HIV-AIDS (ODHA) terus menggerogoti tubuhnya.

ilustrasi.net
Penderita HIV AIDS 

TRIBUNKALTIM.CO, DENPASAR -  AD, perempuan berusia 36 tahun asal Mengwi hanya bisa meratapi nasib.

Pasalnya, penyakit HIV-AIDS (ODHA) terus menggerogoti tubuhnya.

Dahulu sebelum terkena HIV, bobot AD mencapai 65 kilogram. Kini, tubuh AD hanya seberat 35 kilogram.

Dilansir dari Tribun Bali, AD mengaku kerap berganti pacar.

Bahkan, tidak hanya itu. Hubungan suami istri kerap dilakukan dengan sang pacar saat usia masih belia.

"Namanya dulu pada waktu masih muda kan seringlah ganti-ganti pacar, berhubungan suami istri. Pacaran tidak sehat. Mungkin dari situlah saya terkena. Karena saya juga tidak pakai narkoba," ungkapnya saat ditemui Tribun Bali, Selasa, (28/5/2019).

AD mengaku, hubungan suami istri bebas itu tidak langsung membuat dirinya menderaita HIV.

Penyakit HIV justru diketahuinya setelah dirinya menikah selama tujuh tahun.

Ia menikah pada tahun 2007 dan dinyatakan positif HIV pada saat telah menikah pada tahun 2014.

"Untuk faktor kenanya, saya tidak berani bilang dari si A atau si B. Saya pernah dulu punya pacar tetapi bukan suami yang sekarang. Tapi sekarang suami dan anak-anak saya malah negatif semua," katanya.

AD mengaku, merasakan gejala awal menderita HIV adalah mengalami panas dingin, batuk dan diare selama berbulan-bulan dan tidak kunjung sembuh.

Dalam sehari, saat menderita diare, ia bisa empat hingga lima kali ke kamar mandi.

"Dulu diajak ke puskesmas dengan keluarga. Sampai di puskesmas dites dan ketahuanlah kalau mengidap HIV. Dan semakin ngedrop kemudian opname di rumah sakit 2 minggu, dan ternyata ditemukan juga TBC," ungkapnya.

Selain itu, AD juga merasakan gatal-gatal yang menimbulkan ruam di sekujur tubuhnya.

"Pada saat itu, gatalnya kadang-kadang munculnya, tidak secara bersamaan. Kemaluan kayak tumbuh cacar air (herpes). Tidak bisa diceritakan rasanya mbak. Panas, perih dan campur-campur rasanya," pungkasnya.

Hingga saat ini, AD terus mengonsumsi obat Anti Retro Virus (ARV) untuk menekan perkembangan virus HIV sebagai harapan untuknya untuk tetap bertahan hidup meskipun harus dikonsumsi seumur hidup.

Seorang dokter di Pakistan membuat heboh dunia, lantaran menyebarkan virus HIV kepada lebih dari 90 orang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved