Warga Buluminung Tangkap Buaya Diduga Pernah Makan Korban Siswa SMK di Penajam
Seekor buaya jantan panjang 3,7 meter yang selama ini meresahkan warga RT 01, Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam ditangkap.
Penulis: Heriani AM | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Seekor buaya jantan panjang 3,7 meter yang selama ini meresahkan warga RT 01, Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam ditangkap. Buaya yang diduga beranak pinak di Sungai Ingkur.
Menurut Lurah Buluminung Amirul Febrianto, predator yang hidup di dua lama ini ditangkap warga sekitar pukul 21.00 malam.
AMIRUL menuturkan, buaya tersebut sering muncul di sekitar sungai dan anak sungai Ingkur. Bahkan kemunculan satwa ganas ini sudah lama membuat masyarakat resah dan waswas.
Pada Februari 2019 lalu, seorang siswa SMK 4 Penajam menjadi korban keganasan predator tersebut.
"Warga yang menggantungkan hidupnya di perairan Sungai Ingkur resah dan was-was," ujarnya.
Warga takut, jika sewaktu-waktu sedang bekerja, pemangsa ganas itu muncul dan menyerang, sehingga bisa mengakibatkan kematian.

Buaya yang ditangkap dibawa ke tempat yang lebih aman. Menurut rencana buaya akan diserahkan ke Balai Konservasi SDA Kaltim. Nelayan Resah
Beberapa warga RT 01, Buluminung meyakini buaya yang ditangkap adalah buaya yang merengut nyawa Andi Muhammad Rizal (15) pada Februari lalu.
Dikisahkan Ketua RT 01 Kelurahan Buluminung, Mardiasyah, buaya tersebut memang kerap muncul di permukaan.
Warga yang biasa menggantungkan hidupnya mencari ikan di Sungai Ingkur tidak merasa khawatir karena buaya tersebut belum pernah menelan korban.
"Sejak dulu-dulu, buaya ini sudah sering muncul. Tapi kita tidak khawatir dan tetap turun melaut dengan catatan kalau kita tidak mengganggu buaya. Dan buaya itu juga tidak mengganggu kita," kata Mardiasyah, Senin (17/6).
Sejak makan korban pada Februari lalu, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan mulai takut turun mencari ikan ke sungai. Alhasil, pendapatan yang digunakan untuk hidup sehari-hari jadi terhambat.
"Saya saja yang sudah bertahun-tahun jadi nelayan di sini takut turun. Pernah pasca kejadian saya nekat turun pada malam hari. Di tengah perjalanan saya ketemu buaya itu, langsung saya putar balik. Tidak pernah lagi sudah sampai sekarang," kisah Masdiansyah.
Untuk menutupi pendapatan yang terhambat, sebagian warga membanting stir menjadi buruh borongan dari belasan tahun menjadi nelayan di Sungai Ingkur.
"Nelayan yang belasan tahun lalu sudah menggantungkan hidup di Sungai Ingkur, makan pas-pasan karena takut turun," sesalnya