Bus Perusahaan Tambang di Bontang Tak Bisa Lewat, Pekerja Terpaksa Pulang Jalan Kaki

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Bus perusahaan tambang yang mengangkut pekerja tak bisa melintas di salah satu titik pembatasan akses jalan Kota Bontang, Rabu (8/4/2020) sekira 23.45 Wita. Akibatnya para pekerja tambang terpaksa jalan kaki pulang ke rumah mereka.

Hal tersebut diketahui saat Tribunkaltim.co memantau di salah satu titik pembatasan, persisnya di putaran Jalan R Soeprapto sebelum simpang 4 Bontang Baru. Jalan protokol tersebut diblokade penuh oleh petugas gabungan Tim Terpadu.

Walhasil pengendara motor dan mobil tak bisa menerobos petugas, juga water barier yang berjejer melintang di ruas badan jalan. Mereka terpaksa putar jalur. Namun sebagian dari mereka ada yang memilih masuk ke Gang Wahyu Kelurahan Bontang Baru mencari jalan alternatif

"Perintahnya kalau di sini ditutup, penuh, mas," kata personel yang bertugas. Nah, para pekerja yang rumahnya di kawasan Bontang Baru terpaksa turun, kemudian melanjutkan jalan pulang dengan berjalan kaki. Sementara bus mereka putar balik.

"Kaget saja, soalnya saya lihat di medsos, kira saya tutup sebagian saja. Eh, tutup penuh. Bus gak masuk. Ya, mau gak mau harus jalan kaki," kata salah seorang pekerja perusahaan tambang yang enggan disebutkan identitasnya.

• BREAKINGNEWS Malam Pertama Penutupan Ruas Jalan Bontang, Banyak Warga yang Belum Tahu

• Penghadangan Pekerja Pertamina di Pelabuhan Loktuan, Kapolres Bontang Sesalkan Ada Provokator

• Khawatir Wabah Virus Corona, Warga Hadang Pekerja Pertamina Balikpapan di Pelabuhan Loktuan Bontang

Untuk diketahui, penutupan ruas jalan protokol tersebut, dimulai dari 22.00 Wita hingga 04.00 dini hari. Ada pun 5 jalan protokol yang ditutup, di antaranya :

1. Simpang Kilometer 3 poros Bontang-Sangata
2. Jalan Bhayangkara atau simpang jalan tembus menuju Loktuan
3. Simpang Bontang Baru Jalan MT Haryono
4. Jalan R Soeprapto
5. Jalan Ahmad Yani atau simpang 3 menuju Bukit Indah.

IKUTI >> Update Virus Corona

IKUTI >> Update Virus Corona di Bontang 

(Tribunkaltim.co/Fachri)