Saat Soeharto Stroke, Tiap Hari Mbak Tutut Nyanyikan Lagu Ini Sambil Memutar Bertasbih
Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Mbak Tutut mengenang masa-masa indah bersama ayahnya, Jenderal Besar TNI HM Soeharto
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
TRIBUNKALTIM.CO - Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Mbak Tutut mengenang masa-masa indah bersama ayahnya, Jenderal Besar TNI (Purn) HM Soeharto yang merupakan Presiden RI ke-2.
Mbak Tutut menceritakan betapa ayahnya, Soeharto, selalu mengajarkan anak-anaknya nilai-nilai agama dan budaya luhur nenek moyang.
Salah satunya menurut Mbak Tutut dengan cara Nembang, bernyanyi lagu Jawa.
Anak-anak Soeharto mengaku betah dan tak bosan mendengar nasihat-nasihat ayahnya.
"Kami baru akan berhenti mendengar tembang dan nasihat Bapak setelah disuruh mandi karena waktu sudah hampir Magrib," kata Mbak Tutut, dilansir laman resminya www.tututsoeharto.id.
Mbak Tutut ingat betul sebuah lagu yang kerap dia nyanyikan saat masa-masa kritis ayahnya.
Lagu tersebut berjudul "Kulo Nyuwun Ngapuro (Astaghfirulloh)".
Lagu yang memang kerap didendangkan Soeharto kepada anak-anaknya.
Lagu tersebut, kata Mbak Tutut, merupakan bentuk istighfarnya masyarakat Jawa.
Sangat menyentuh ketika dinyanyikan dengan penuh perasaan.
Sewaktu ayahnya menderita sakit stroke, tiap hari Mbak Tutut menyanyikan lagu tersebut sambil memutar tasbih.
Ayahnya cepat merespons setiap dinyanyikan lagu tersebut.
Namun, takdir berkata lain hingga Jenderal Besar Soeharto dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa.
"Hingga akhirnya siang itu Minggu 27 Januari 2008 jam 13:30 WIB, bertepatan dengan tanggal 18 Muharram dalam kalender hijriyah, bapak kami tercinta kembali menghadap Sang Pencipta," kata Mbak Tutut.
"Bapak memang tak akan nembang lagi untuk kami. Namun tembang tembang beliau senantiasa terngiang dan selalu saya nyanyikan," kenang Mbak Tutut.