Kutai Timur

Anak Berkebutuhan Khusus Perlu Dukungan Masyarakat

Anak berkebutuhan khusus yang mendapatkan pendidikan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak bersekolah.

Editor: Fransina Luhukay
SANGATTA, tribunkaltim.co.id - Berdasarkan pengamatan dan pendataan, jumlah anak berkebutuhan khusus yang mendapatkan pendidikan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak bersekolah. Hal ini dipengaruhi pola pikir orang tua juga sikap masyarakat.

Kepala SLB Daarussalaam, Haristo Mappa, mengatakan umumnya banyak orangtua yang merasa malu untuk menyekolahkan anaknya yang berkebutuhan khusus. "Hal ini berawal dari niat mereka untuk memasukkan anaknya ke sekolah umum. Padahal ketika masuk ke sekolah umum yang belum siap dengan model inklusi, anak berkebutuhan khusus akan tersisihkan," katanya, Kamis (24/3/2011).

Setelah mereka tersisihkan, akhirnya orang tua memberhentikan anaknya dari sekolah. "Sedangkan untuk masuk SLB, mereka merasa gengsi. Akhirnya anak yang menjadi korban," katanya. Padahal pendidikan SLB juga mampu meningkatkan kemampuan anak. Tentunya dengan dukungan utama dari orang tua.

Selain itu, dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk membangun mentalitas anak. "Seharusnya masyarakat mendorong anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah dan mengembangkan diri. Bukan justru memperolok yang mengakibatkan rasa rendah diri," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved