Reshuffel Kabinet
Presiden SBY "Nguler Kambang"
Presiden SBY dinilai bergaya "nguler kambang" alias lambat dan bertele-tele dalam hal reshuffle kebinet.
"Kalau dalam bal-balan, SBY itu kebanyakan menggiring dan menggoreng bola, tetapi tidak segera menceploskan bola ke gawang lawan atau mengoperkan ke kawan," kata Suko Widodo, pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Surabaya, Sabtu (8/10/2011).
Menurut dia, wacana reshuffle yang sudah berlangsung lebih dari sebulan membuat konsentrasi dan energi hanya berkutat pada wacana politik. Dampaknya, kebijakan pembangunan penuh kepentingan beragam kekuatan dan terjadi kemandekan pelaksanaan kebijakan pemerintahan.
"Dalam situasi di mana wacana politik sudah berlebihan, semestinya keputusan yang cepat dan tegas akan lebih baik," tegasnya.
Ia mengatakan, komunikasi politik harus didasarkan ekspektasi rakyat, tidak untuk memenuhi harapan atau mengakomodasi kompetitor politik.
Menurut Suko, melihat konstelasi di masyarakat yang mulai kehilangan kepercayaan kepada elite politik, hendaknya menteri yang dipilih dalam reshuffle adalah kalangan profesional yang sesuai keahliannya. " Menteri tidak usah berpolitik. Cukup Presiden saja yang berpolitik," ujarnya. (*)