Pembantaian Beruang Madu
Beruang Madu Dikuliti lalu Dimakan Diunggah di Facebook
Kepolisian tengah meminta keterangan dari empat orang yang diduga ikut menguliti beruang madu. Ada empat orang yang saat ini masih diperiksa
BERAU, tribunkaltim.co - Kehidupan satwa liar yang langka dan dilindungi di Kaltim terus terancam. Setelah perburuan orangutan yang sempat membawa pelaku ke meja hijau, kini perburuan beruang madu juga terjadi.
Perburuan yang dilanjutkan dengan pembantaian beruang madu ini didokumentasikan dalam bentuk foto kemudian diunggah melalui jaringan media sosial, Facebook. Dari keterangan di FB tersebut diketahui bahwa kerjadiannya di Berau.
Kasubag Humas Polres Berau, AKP Marwoto membenarkan adanya penangkapan beruang madu. Saat ini aparat kepolisian tengah meminta keterangan kepada empat orang yang diduga ikut menguliti beruang madu.
“Ada empat orang yang saat ini masih kami mintai keterangan, menurut pengakuan keempat orang itu, mereka memasang jerat khusus untuk menangkap babi, tapi ternyata yang terjerat justru beruang madu,” kata Marworo saat ditemui Tribunkaltim.co.id (TRIBUNNEWS Network) di ruang kerjanya, Senin (9/6/2014).
Marwoto mengatakan setelah mendapat informasi penangkapan beruang madu tersebut, pihaknya langsung menurunkan petugas untuk memeriksa lokasi. Di lokasi tersebut, polisi menemukan empat orang yang mengaku menguliti beruang madu.
Dipaparkannya, empat warga tersebut tengah merintis lahan untuk dijadikkan perkebunan di wilayah Samburakat. Namun karena lokasinya masih berupa hutan dan semak belukar, tidak jarang mereka menemukan babi di sekitar lahan tersebut.
“Dia menjerat babi di lahan yang sedang di rintis, begitu besoknya diperiksa, ternyata ada beruang yang kena jerat. Karena yang ditangkap ini beruang, mereka agak takut juga. Jadi sebelum didekati dipukul dulu dengan kayu untuk memastikan apakah beruang itu masih hidup atau tidak,” jelasnya.
Menurut pengakuan keempat orang tersebut, kata Marwoto, setelah mengetahui beruang madu tersebut mati, mereka lantas menguliti hewan yang dilindungi itu. Kulit beruang madu, termasuk cakarnya direbus, kemudian dijadikan makanan anjing.
Sementara, daging beruang dikonsumsi oleh mereka. Karena itu, pihak kepolisian mengakui, mereka kesulitan mencari barang bukti.
“Hanya ada satu beruang yang masih muda, kita sedang mencari barang bukti berupa kulit, tapi menurut pengakuan mereka, kulit dan kukunya direbus untuk makanan anjing. Yang tersisa hanya tengkoraknya saja, dagingnya dimakan,” ungkapnya.
Selain itu, kata Marwoto, hingga saat ini pihaknya belum menerima pengaduan secara resmi dari masyarakat, maupun pihak-pihak yang merasa keberatan.
Sementara terkait laporan dari organisasi lingkungan ProFauna, Marwoto mengatakan, mereka datang hanya sekadar memberi informasi namun tidak membuat laporan secara resmi. “Masih menunggu laporan, belum ada yang keberatan. Siapa yang laporan? Mereka datang hanya memberi informasi saja,” tegasnya. (Baca juga: VIDEO – Gadis Cantik Ini Setia Menjadi Guide Pengunjung Beruang Madu)
Aparat kepolisian, kata Marwoto belum dapat mengambil kesimpulan mengenai kasus ini. Pasalnya selain minim barang bukti, peristiwa penangkapan beruang madu itu sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu. “Ada foto-foto yang diunggah ke Facebook, tapi itu tidak bisa dijadikan barang bukti, hanya bisa dijadikan petunjuk,” paparnya.
Hingga saat ini, Polres Berau masih memeriksa empat orang yang diduga ikut menguliti beruang madu. mereka adalah Ricky C Werang, Herinus Diaz, Loringus Laksi dan Herikus Langi.
Keempat orang tersebut hanya sebatas dimintai keterangan. Aparat kepolisian masih berupaya mengumpulkan barang bukti tambahan.
Meski demikian, Marwoto menegaskan, dalam kasus ini pihaknya tidak mesti bergantung pada laporan masyarakat, menurut Marwoto, kasus ini bisa ditindaklanjuti sebagai temuan.