Pangdam dengarkan Keluhan Warga, Harga Beras Rp 600 Ribu/Karung
Saya lihat mereka tulus. Saya tidak melihat adanya pemikiran mereka ingin bergabung dengan Malaysia.

TRIBUNKALTIM.co.id - Sempat beredar kabar tentang ancaman masyarakat Long Apari akan bergabung dengan negara tetangga jika kondisi perekonomian mereka tidak diperhatikan pemerintah daerah dan pusat Indonesia. Saat berkunjung ke sana, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono menyermatinya secara jeli.
Kedatangan Pangdam Mayjen Benny dan rombongan disambut meriah oleh masyarakat setempat dengan upacara adat. Bahkan anak-anak hingga orang dewasa, berjejer di sepanjang jalan sembari mengibarkan bendera merah putih berukuran kecil.
"Ketika kami turun dari heli, masyarakat mulai anak-anak sudah berbaris jejer sambil membawa bendera merah putih. Saya lihat mereka tulus. Saya tidak melihat adanya pemikiran mereka ingin bergabung dengan Malaysia. Mungkin emosional sesaat saja yang disebabkan kondisi kelangkaan pangan dan BBM seperti itu. Untuk meyakinkannya, kami bermalam di sana. Ada hiburan budaya lokal setempat yang dipentaskan," ungkap Benny. (BACA: Mayjen TNI Benny Indra Tidur Nyenyak di Penginapan tanpa AC)
Saat pertemuan itu, tutur Benny, masyarakat mengungkapkan bahwa selama 69 tahun Indonesia merdeka, baru kali ini daerah mereka dikunjungi pejabat pemerintahan. "Ya, pemikiran mereka seperti itupun harus dihargai karena kita harus bertanggungjawab terhadap semua warga negara yang ada di wilayah ini. Saya menyadari, kunjungan kali ini bukan berarti menyelesaikan semua masalah. Ini hanya menyelesaikan sebagian dari persoalan yang ada," tandasnya.
Menariknya, saat pertemuan masyarakat juga bertanya mengapa dari desa mereka tidak ada para putra-putri yang lolos seleksi tentara. "Bahkan mereka langsung meminta jatah lima orang. Saya sampaikan bahwa proses rekrutmen harus melalui prosedur yang berlaku secara nasional, karena ada panitia pusat dan daerah. Juga kriteria-kriteria intektual, jasmani dan psikologi ada standarnya. Tahun ini pimpinan TNI dan Mabes AD sudah menurunkan grade sehingga ada perbedaan antara Kalimantan dan Jawa bahkan dilakukan seleksi tersendiri di pulau-pulau terluar. Pendaftaran gratis alias tidak dipungut biaya," ujarnya.
Meski wilayah tersebut belum terjangkau jaringan telekomunikasi, menurut Benny, bukan berarti masyarakat tidak mengikuti perkembangan informasi. Masyarakat di sana cerdas-cerdas. Mereka mengikuti perkembangan di luar wilayah. Bahkan siapa presiden Indonesia yang baru pun mereka mengetahuinya.
Kali ini, dalam rangkaian karya bakti, Kodam VI/Mulawarman tidak hanya membawa bantuan pangan dan kesehatan, namun juga membantu pembangunan infrastruktur bekerjasama dengan pemerintah daerah. "Kami membuka jalan kurang lebih 33 kilometer. Masih kurang 28 kilometer lagi untuk menghubungkan Datah Dawai dengan Long Apari," paparnya.
Pembangunan jalan infrastruktur jalan ini ternyata tidak mudah. Sebab harus melintasi tebing-tebing di tengah hutan. "Saya apresiasi anak buah saya yang membangun jalan tersebut. Bayangan saya hutan itu flat, ternyata tebing-tebing sehingga harus mencari kontur tanah yang tepat. Rencananya 2015 nanti, pemda akan melanjutkan pembangunan sisa 28 kilometer tersebut," tambah Benny.(selesai)