Manusia Perahu

Pemkab Berau Ingin Filpina Akui Warganya

Sudah sebulan ini ratusan manusia perahu hidup di penampungan di Tanjung Batu, Berau. Pemkab ingin ada negara yang mengakui mereka sebagai warganya.

TRIBUNKALTIM/GEAFRY NECOLSEN
Beberapa manusia perahu di tenda penampungannya di Tanjung Batu, Kabupaten Berau 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB -Konsulat Jenderal Filipina hari ini, Rabu (3/12) akan berkunjung ke Lapangan Bulalang -- tempat penampungan ratusan manusia perahu -- Tanjung Batu, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau. Konjen akan memastikan apakah benar di antara manusia perahu itu ada warga Filipina.

Menurut Mappasikra Mappaseleng, yang ditunjuk sebagai Koordinator Penanganan Orang Asing, tidak sedikit dari mereka yang mengaku berasal dari Filipina, bahkan lahir di sana.

"Dari pendataan yang kita lakukan, memang ada yang mengaku dari Filipina. Tapi kita tak mengenal pulau-pulau apa saja yang ada di Filipina," kata Mappasikra kepada Tribun, Selasa (2/12).

Kabar akan datangnya Konjen Filipina itu, kata Mappasikra setelah mereka berkoordinasi dengan Sekretaris Camat Pulau Derawan, Husdiono. "Jadi mereka (Konjen Filipina) akan menginvertarisir manusia perahu yang ada di Tanjung Batu, apakah ada warganya atau tidak," imbuhnya.

Pihaknya berharap, ada negara yang mengakui keberadaan manusia perahu itu, sehingga beban dan tanggungjawab Pemkab Berau terhadap ratusan manusia asing itu akan berkurang.

Rencananya, ratusan manusia perahu itu akan dipindah penampungannya, dari lapangan ke kapal milik mereka sendiri. "Karena salah satu keluhan manusia perahu itu kan tidak bisa jauh-jauh dari laut. Kita upayakan supaya mereka bisa beraktivitas di atas kapalnya," kata Mappasikra.

Meski demikian, bukan berarti manusia perahu itu dikembalikan ke laut. Akada ada aparat keamanan yang akan berjaga di sekitar Pelabuhan Tanjung Batu untuk memastikan tidak ada yang melarikan diri.

Sebelum menempatkan mereka di atas perahu, Pemkab Berau akan membantu manusia perahu untuk memperbaiki kapal mereka agar layak untuk ditinggali. Pasalnya, sebagian besar kapal milik manusia perahu itu tenggelam karena lapuk.

"Supaya lebih layak untuk ditinggali, kita akan sediakan alas tidur dan makanan akan kita antar ke kapal mereka, sehingga mereka bisa beraktivitas di atas kapal. Tidak hanya tidur-tiduran saja di tenda," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved