Astronomi
Bagaimana Tata Surya Terbentuk dan Dari Mana Berasal? Ini Jawabannya
Kisah ini dimulai dari kelahiran bintang yang kita kenal dengan nama Matahari, 4,6 milyar tahun lalu.
TRIBUNKALTIM.CO - Bagaimana Tata Surya Terbentuk dan dari mana asal mulanya?
Astronom dengan nama "Pengembara Angkasa" sebagaimana dikutip dari laman Langit Selatan mengatakan, tata surya terbentuk dari awan gas dan debu raksasa yang runtuh dan kemudian membentuk bintang dan planet-planet di dalamnya.
Itu jawaban singkatnya. Mau jawaban yang detil?
Begini ceritanya. Kisah ini dimulai dari kelahiran bintang yang kita kenal dengan nama Matahari, 4,6 milyar tahun lalu.
Sejak dahulu, di galaksi Bima Sakti terdapat banyak sekali awan molekul berukuran raksasa dengan massa 105 – 106 massa Matahari dengan awan molekul yang paling kecil berukuran 0,1 – 10 massa Matahari. Awan molekul ini didominasi oleh Hidrogen dan Helium dan diikuti unsur lainnya seperti Karbon, Nitrogen dan Silikat dengan jumlah yang sangat sedikit.
Pada awalnya awan molekul dalam kondisi yang stabil tapi bisa runtuh jika ada gangguan yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan. (Baca juga: Sudah Berapa Kali Matahari Mengelilingi Bimasakti? Ini Jawaban Ilmiahnya)
Suatu hari, datanglah gelombang kejut dari ledakan mahadahsyat bintang yang ada di dekatnya. Akibatnya, partikel gas dan debu membentuk awan sferis yang rapat dan mampat. Awan pun mengalami keruntuhan, dimulai dari akumulasi materi ke inti. Semakin banyak materi yang ditarik ke inti, gravitasi pun semakin meningkat. Selama keruntuhan/pengerutan terjadi, inti berotasi semakin cepat dan temperatur pun meningkat.
Pada akhirnya inti memiliki energi yang cukup untuk memulai reaksi pembakaran hidrogen menjadi helium. Maka dimulailah reaksi nuklir yang melepaskan energi sangat besar. Inilah proses kelahiran bintang yang kita kenal sebagai Matahari dengan massa 99.8% dari massa awan. (Baca lainnya: Bagaimana Lubang Hitam Raksasa yang Kasat Mata ini Terdeteksi?)
Nah, bagaimana dengan pembentukan planet-planet?
Tidak semua materi di awan molekul membentuk Matahari. Masih ada sisa debu dan gas yang membentuk piringan di sekeliling Matahari, sehingga kalau dilihat akan tampak seperti sebuah piringan dengan bola gas raksasa yang berpijar di tengahnya. Partikel-partikel yang ada di piringan diisi oleh 75% hidrogen, 25% helium, dan 2% elemen lainnya. Mereka bergerak dalam orbit lingkaran mengelilingi Matahari.
Meskipun temperatur di area inti meningkat tajam, akan tetapi semakin jauh dari inti temperatur pun semakin rendah. Karena itu, materi yang berada di area inti akan dengan mudah menguap, sedangkan gas di area yang jauh dan dingin akan tetap berada dalam kondisi gas.
Materi di dalam piringan kemudian berkondensasi membentuk butiran padat maupun cair. Butiran yang terbentuk di dekat Matahari merupakan butiran padat termasuk di dalamnya senyawa alumunium, titanium, besi, nikel, dan silikat.
Di pinggiran piringan, temperatur cukup rendah sehingga molekul hidrogen berkondensasi membentuk es dari air es, metana beku, dan amonia beku. Perbedaan temperatur antara area di dekat bintang dan area yang jauh dari bintang menjadi kunci perbedaan dari planet yang nantinya terbentuk.
Partikel di dalam piringan saling berinteraksi dan bergabung membentuk butiran berukuran mikroskopik yang sangat kecil. Masa pembentukan planet adalah masa yang keras dan kejam.
Bagaimana tidak! Butiran-butiran yang ada di piringan bergerak dan bertabrakan dengan butiran lainnya. Hasilnya butiran-butiran tersebut kemudian bergabung membentuk partikel yang lebih besar dan lebih padat. Tabrakan antar partikel terus terjadi dan partikel-partikel kemudian membentuk planet kecil atau planetesimal.