Berita Utama
Nunukan Darurat Campak, Anak tak Pernah Diimunisasi
Warga RT 01 Sungai Ular, Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Siemanggaris itu mengaku, sejak lahir kedua anaknya tidak pernah diberikan vaksin
TRIBUNKALTIM, NUNUKAN - Aidil, bocah berusia 6 tahun merupakan penderita campak yang kini ditangani Tim Tanggap Darurat Wabah Campak Kecamatan Siemanggaris, Kabupaten Nunukan. Aidil menderita campak sejak dua pekan lalu. Sebagian tubuhnya tampak melepuh akibat virus campak.
Tak hanya Aidil, Fandi adiknya yang berusia 9 bulan juga terjangkit campak sejak tiga hari. Menurut Narwisi, ibunda Aidil, kedua anaknya itu tertular sepupunya yang lebih dulu terkana campak.
Warga RT 01 Sungai Ular, Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Siemanggaris itu mengaku, sejak lahir kedua anaknya tidak pernah diberikan vaksin. "Memang tidak pernah imunisasi," ujarnya. (BACA: Kejar Target Imunisasi, Dinkes Nunukan Proaktif Turun ke Desa)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, dr Rustam Syamsuddin mengatakan, dari 72 kasus campak yang ditemukan di Siemanggaris, rata-rata pasien berusia 10-14 tahun. "Sebagian besar memang tidak divaksin dari kecil," ungkapnya, Sabtu (7/3).
Seluruh pasien dipastikan anak kelahiran setempat. Rustam mengakui sekitar 10 tahun lalu pelayanan imunisasi belum maksimal. Kalaupun imunisasi dilakukan, kualitas vaksin kurang baik. Setidaknya vaksin membutuhkan suhu antara 2 hingga 8 derajat. "Sementara di sini tidak ada listrik, jadi kita hanya menggunakan termos es. Kualitas vaksinnya belum tentu bagus karena pengaruh suhu," ujarnya.
Bupati Nunukan H Basri langsung menetapkan tangap darurat terhadap penyakit campak untuk wilayah Kecamatan Siemanggaris. Penetapan tanggap darurat yang berlaku mulai 3 hingga 12 Maret 2015 setelah Bupati Basri menerima laporan wabah campak yang banyak diderita masyarakat Siemanggaris.
Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan hingga Jumat (6/3) kemarin telah menemukan 72 penderita campak di Kecamatan Seimanggaris. Menurut dr Rustam Syamsuddin, 71 kasus campak ditemukan di Desa Sekaduyan Taka sementara 1 kasus ditemukan di Desa Tabur Lestari. Dijelaskan, pada 9 Februari lalu Puskesmas Siemanggaris dan Pemerintah Kecamatan Siemanggaris melaporkan adanya enam kasus yang secara klinis diduga campak. (BACA: Imunisasi Campak di Pusat Perbelanjaan)
Sehari kemudian pihaknya langsung mengirimkan petugas ke Kecamatan Siemanggaris. Sesuai standar, jika ada lima kasus campak patut diwaspadai kejadian luar biasa. Petugas awal yang dikirimkan itu lalu mengambil sampel di sejumlah sekolah dasar.
Bagaimana langkah Pemkab Nunukan menyikapi darurat campak? Simak ulasan lengkapnya di edisi cetak Tribun Kaltim hari ini, Minggu, 8 Maret 2015. (*)