Saat Pria Ini Ngamuk, tak Ada Seorang pun Warga Berani Menolong
Warga hanya terdengar berteriak-teriak minta tolong dan menonton kejadian tersebut.
Penulis: Christoper Desmawangga |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Linda, karyawan Apotek Mustang yang turut menjadi korban luka mengungkapkan saat kejadian pengejaran dan penikaman oleh Thamrin, tidak seorang pun warga yang masuk ke apoteknya menolong orang-orang yang terkurung di lantai 3 tersebut.
Warga hanya terdengar berteriak-teriak minta tolong dan menonton kejadian tersebut.
"Tidak ada sama sekali warga yang coba menolong, mereka malah teriak-teriak dan hanya menonton saja," ungkap Linda dengan raut wajah kesal.
Sementara Ivan, warga yang berada di lokasi kejadian mengaku tidak berani untuk menolong karena melihat tersangka Thamrin membawa pisau yang telah berlumuran darah.
"Tidak berani saya coba mendekat, tapi pihak kepolisian cepat saja datang ke lokasi kejadian," ujarnya.
Sekitar pukul 12.30 Wita, akhirnya tersangka berhasil diamankan oleh pihak kepolisian dalam kondisi terluka dan tak sadarkan diri.
Polisi kemudian dibawa ke RS AW Syahranie, namun tersangka dinyatakan tewas dalam perjalanan. Pihak berwajib belum dapat memastikan penyebab tewasnya tersangka.
Sejumlah pihak menduga Thamrin tewas karena ditusuk dan terkena timah panas. Pasalnya terdapat luka kecil di dada sebelah kiri.
Baca: Kesal tak Dilayani di Warung Kopi, Pria Ini Ngamuk Tewaskan 3 Orang
Atas peristiwa tersebut, dua korban dinyatakan tewas, yakni Rosdiana dan, serta 9 orang lainnya mengalami luka-luka. Apotek Mustang terdiri dari 3 lantai, untuk lantai 1 merupakan tempat transaksi jual beli obat-obatan, sedangkan lantai 2 dan 3 gudang penyimpanan obat.
Apotek dengan luas lahan 10x10 meter persegi itu memililiki ketinggian sekitar 20 meter.
Hingga Senin siang, pihak kepolisian masih malakukan pengumpulan data dan memeriksa sejumlah korban dan saksi. Oleh karena itu, mereka belum dapat memastikam motif dari pembunuhan tersebut.
"Kami masih mengumpulkan data dan fakta yang ada, segera akan kami sampaikan seluruh kronologi maupun motif dari kejadian ini," ujar Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Antonius Wisnu Sutirta didampingi Kapolsek Samarinda Ilir, Kompol Suryono di RS AW Syaharani saat melihat korban maupun tersangka. (*)