Ramadhanku

Masjid Peninggalan Sultan Masih Kokoh walau Sudah Ratusan Tahun

Masjid Jami' Aji Amir Hasanudin Tenggarong sudah berusia ratusan tahun. Masjid tua ini masih tegak berdiri dengan 13 pilar

Penulis: Rahmad Taufik |
TRIBUNKALTIM.CO/RAHMAD TAUFIK
Masjid Jami Aji Amir Hasanudin Tenggarong sudah berusia ratusan tahun. Masjid ini peninggalan Kesultan Kutai pada 1874-1927.TribunKaltim.co/Rahmat Taufik 

Laporan Wartawan TribunKaltim.co, Rahmat Taufik

TRIBUNKALTIM.CO - Masjid Jami' Aji Amir Hasanudin Tenggarong sudah berusia ratusan tahun. Masjid tua ini masih tegak berdiri dengan 13 pilar yang menunjang interior bangunan masjid yang bergaya mirip Masjid Demak di Jawa Tengah.

Konstruksi bangunan terbuat dari kayu ulin. Beberapa lantai keramik turun sekitar 3 cm akibat konstruksi tanah yang labil.

Keramik ini direkatkan hanya dengan pasir, tanpa semen seperti umumnya konstruksi masjid pada zaman sekarang. Ini menjadi keajaiban tersendiri dari masjid peninggalan Kesultan Kutai pada 1874-1927.

Masjid Jami' Aji Amir Hasanudin Tenggarong

Secara fisik bangunan masjid ini tidak mengalami perubahan signifikan. "Kami hanya melakukan pengecatan ulang agar warnanya tak pudar. Itu pun harus seizin pihak kesultanan," kata Musnadin, pengurus Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin.

Baca juga: Ubin Masjid Peninggalan Sultan Bulungan Ini Hadiah dari Belanda

Warna catnya pun sama dengan dominasi warna putih, kuning dan hijau. Pengaruh syiar Islam dari Jawa ke Kerajaan Hindu Tertua begitu kental. Sehingga konstruksi bangunan Masjid Jami' ini menyerupai Masjid Demak di Jawa Tengah.

Masjid ini memiliki 19 pintu mengelilingi bangunannya agar para jamaah bisa masuk lewat segala penjuru. Pintu ini memiliki tinggi 2,5 meter. Kapasitas maksimum masjid bisa mencapai 1.000 orang. Masjid ini juga ditambah lantai keramik dengan penutup kanopi agar dapat menampung para jamaah yang membludak saat shalat Jumat atau tarawih. Penambahan lantai keramik ini terletak di pelataran bangunan masjid.

Baca juga: Mutiara Ramadhan: Suami-istri Boleh Berhubungan Malam Hari, Asal

 Masjid Jami' berada di bawah pengawasan langsung pihak kesultanan. Ada cerita menarik ketika bangunan utama masjid ini digantungi lampu seberat ratusan kilogram.

"Pilar-pilar utama masjid langsung terangkat ketika digantungi lampu dengan berat ratusan kilogram. Sehingga lampu pun diganti dengan lebih ringan," tuturnya.

Baca juga: Inilah Enam Hal yang Bisa Bikin Rugi di Bulan Ramadhan

Sama seperti bangunan kedaton di sampingnya, Masjid Jami' termasuk dalam cagar budaya yang patut dilestarikan. Masjid Jami' berdiri dalam 2 periode, yakni pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman sebagai Sultan Kutai ke-17 antara tahun 1850-1899.

Tak heran, bangunan masjid ini masih menyimpan tempat cuci kaki Sultan AM Sulaiman yang berusia 200 tahun. Tempat cuci menyerupai belanga ini pernah ditawar orang Rp 3 miliar.

Masjid ini dilakukan pemugaran pada 1929 tanpa menghilangkan sisi historisnya setelah difungsikan pada 1874-1927. Adapun tokoh pendiri masjid ini adalah Haji Aji Amir Hasanuddin dan Tuan Guru Sayid Sagaf Baraqbah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved