Bahaya Merokok
Dokter Belanda pun Didatangkan Tapi tak Kuasa Atasi Kanker Robby
Jadi kankernya, kata dokter, sudah seperti pohon beringin. Begitu kita tebang, akarnya masih ada. Kecuali kita gali akarnya
Penulis: Doan E Pardede |
TRIBUNKALTIM.CO/DOAN E PARDEDE
Nyonya Syaifatul Hadijahmenyaksikan foto-foto Robby Indra Wahyuda, anaknya yang meninggal Selasa (23/6/2015) dan dimakamkan Rabu di Samarinda. Robby menderita kanker tenggorokan yang diduga dipicu kebiasaan merokok sejak usia dini.BACA JUGA: Kronologis Perjuangan Robby Melawan Kanker Laring Ganas
Kemudian, Robby yang vokalis band lokal di Samarinda, mulai merasakan gangguan pada kualitas, akhir 2013. Kemudian dia menjalani pengobatan di RS AW Syahranie Samarinda. Hingga suatu saat, penyakit Robby sudah dideteksi sebagai tumor dan akhirnya harus dirujuk ke RS Soetomo Surabaya, Jawa Timur, untuk menjalani operasi, pada 3 Maret 2014. Setelah sembuh, Robby pun kembali bekerja seperti biasa di Disdik Samarinda.
"Dulu masih tumor yang di sebelah kiri," kata ibunya.
BACA JUGA: Ucapan Dukacita untuk Penderita Kanker di FB Robby, Dihapus
Foto leher Robby berlobang akibat diserang kanker laring.
Belakangan diketahui, dia terkena kanker larynx atau laring. Lalu pada 9 Juni 2014, kembali menjalani operasi di klinik kanker laring di Tangerang. Dan setelah sembuh kembali beraktivitas seperti biasa.
Pada 29 Juni, ketika dia mendapat tugas mendapat tugas membawa rombongan Kepala Sekolah dari Disdik Samarinda ke Padepokan Bagong, Yogyakarta, penyakit Robby kambuh dan akhirnya menjalani operasi di RS Sardjito, Yogyakarta.
"Saat itu dia kambuh lagi, sesak nafas, sampai akhirnya dilarikan ke RS Sardjito," kata Syaifatul.
Kondisinya ternyata sangat parah. Bahkan dokter pun sudah merasa hampir angkat tangan terhadap kondisi Robby. "Saya bilang kalau masih bisa diselamatkan tolong diselamatkan," kata sang ibu.BACA JUGA: Lihat Pria Ini Berjuang Lawan Sakitnya, Suamiku Stop Merokok Ya
Akhirnya, dibuatlah saluran pernafasan dari lubang di bagian leher. Kondisi ternyata membuahkan hasil dan kondisi Roby berangsur membaik. Robby menjalani rawat jalan dan terus kontrol kesehatan. Namun, belakangan kondisinya kembali memburuk.
“Tenggorokan Robby sudah tertutup, dan terpaksa dibuat lubang,” ujar Elansyah, ayahnya, mengimbuhkan.
Upaya lain pun dilakukan, sebenarnya tim dokter sudah menentukan jadwal operasi untuk "menggali" sumber penyakit. Namun operasi bisa dipercepat karena dokter yang belakangan sudah akrab dengan Robby, mendatangkan dokter ahli langsung dari Belanda.
"Jadi yang menangani dokter yang dari Belanda dibantu beberapa dokter dari Jogja," kata Syaifatul.
Operasi berjalan lancar. Harusnya sesuai harapan dokter, setelah 14 hari dan jahitan sudah dibuka, Robby sudah bisa makan. Namun hingga hari ke 16 bagian yang dioperasi masih mengalami kebocoran. Dan setelah diteliti, ternyata ada bekas jahitan yang terlepas.BACA JUGA: Penderita Kanker Ini Angkat Tangan saat Ibunya Ajak Berdoa
"Ternyata nggak seperti yang diharapkan. Setelah 16 hari, kalau minum didalam itu masih bocor," katanya.
Setelah kembali menjalani pengobatan, kondisi Robby membaik dan tinggal menjalani kemotherapy. Dengan pertimbangan hanya akan menjalani Kemotherapy, keluarga pun membawa Robby kembali ke Samarinda dan dirawat di RS AW Syahranie. Namun takdir berkata lain, Robby akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah beberapa waktu sempat dirawat di Samarinda, Selasa (23/6) dan dimakamkan, besoknya.