Berita Video

Mengerikan, Lautan Ini Merah Darah Setelah Terjadi Pembantaian

Perairan laut di Kepulauan Faroe, Denmark, menjadi berwarna merah darah ketika ratusan lumba-lumba pilot (Dolphin massacre) dibantai beramai-ramai.

TRIBUNKALTIM.CO - Perairan laut di Kepulauan Faroe, Kerajaan Denmark, kembali menjadi berwarna merah darah ketika ratusan lumba-lumba pilot (Dolphin massacre) dibantai beramai-ramai oleh penduduk setempat.

Foto-foto pembantaian ini tersiar luas di sosial media sejak Mei 2015 dan tidak sedikit komentar yang mengecamnya.

Pembantaian massal ini merupakan tradisisi tahunan mereka.

Setiap tahun penduduk di Eropa bagian utara itu menangkap dan membantai lumba-lumba tersebut yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama "Grindadrap."

Penduduk Kepulauan Faroe, Kerajaan Denmark, mempunyai tradisi pesta dengan menangkap lalu membunuh ikan lumba-lumba pilot (Dolphin massacre) secara massal. Foto-foto pembantaian lumba-lumba pilot ini tersiar luas di media sosial sejak Mei 2015 dan tidak sedikit komentar yang mengecamnya. (REPRO YOUTUBE)

Seperti terlihat dalam video berjudul "Dolphin Slaughter in Denmark" di jejaring Youtube.com yang diunggah oleh seorang aktivis lingkungan, masyarakat menyiapkan sedemikian rupa alat dan sarana untuk melakukan aksinya. Mereka juga begitu menikmati aksi pembantaian lumba-lumba dan paus tersebut.

Mereka menggunakan tombak dan senjatam tajam lainnya untuk menusuk tubuh ikan-ikan besar itu.

 
Penduduk Kepulauan Faroe, Kerajaan Denmark, mempunyai tradisi pesta dengan menangkap lalu membunuh ikan lumba-lumba pilot (Dolphin massacre) secara massal. Foto-foto pembantaian lumba-lumba pilot ini tersiar luas di media sosial sejak Mei 2015 dan tidak sedikit komentar yang mengecamnya. (REPRO YOUTUBE)

BACA JUGA : Ikan Paus Pembunuh Mendekati Pria Ini saat Asyik Berselancar

Sungguh malang, lumba-lumba itu tidak mampu banyak melawan, terlebih berada di lautan dangkal, tempat mereka sering terdampar. Warga setempat lalu menyeretnya ke pantai dan membiarkannya mati kehabisa darah.

Inilah yang membuat lautan di kepulauan Faroe menjadi merah darah. Perburuan dan pembantaian massal kali ini tidak untuk dikomersilkan. Ratusan daging lumba-lumba itu mereka potong-potong dan dibagikan merata kepada seluruh warga.

BACA JUGA: VIDEO – Ini Bukan Peranang Melainkan Lumba-Lumba

Sebagaimana dihimpun dari Wikipedia, The Cove, Huffington Post, Protect Ocean, wittyfeed, dan Snopes, Pulau Faroe masuk wilayah Denmark. Terletak antara laut Norwegia dan Samudra Atlantik Utara, yaitu Norwegia dan islandia. Namun Faroe adalah daerah otonom, sejak 1948, di mana penangkapan paus dan lumba-lumba tak dilarang dalam hukum daerah mereka.

(Repro Facebook) - Foto membakar orangutan, satwa yang dilindungi, memicu gelombang protes dari kelompok pelindung satwa. Foto beredar melalui media sosial.

BACA JUGA: Sadis, Akun Ini Mengunggah Foto Orangutan Dibakar Bulat-bulat

Dalam ajang Piala Eropa pun, Faroe tampil dengan delegasi sendiri. Tanggung jawab dari Denmark terbatas pada pertahanan militer, kepolisian, hukum, mata uang, dan luar negeri. Selama bertahun- tahun masyarakat di pulau seluas 1.400 km2 dan berpenduduk 51.000 jiwa itu memiliki tradisi unik itu (pembantaian dolphin), yang oleh masyarakat luar acap menimbulkan kecaman.

Sebuah petisi pernah disampaikan oleh para kelompok aktivis lingkungan. Tetapi, tidak mengubah apa pun. Mereka bergeming. Pembantaian tahunan tetap berlangsung hingga kini. Mereka meyakini perburuan ini, bagi kaum laki-laki remaja dan dewasa, untuk menunjukkan kedewasaan mereka dan itu membuat mereka disegani di kalangan penduduk.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved