Lebaran

Kapten Labani Masih Ingat Kisah Heroik Gagalkan Pembajakan Kapal

"Saya umumkan saja ada sekelompok orang yang ingin mengubah tujuan kapal dan ingin menguasai ruang mesin. Orang-orang pun langsung tergerak semua

TRIBUNKALTIM.CO/GILBERT ROSOK
Kapten KM Labobar Labani (kiri). (TRIBUNKALTIM.CO/GILBERT ROSOK) 

BACA JUGA: BREAKING NEWS -- Jalur Ini Lumpuh Lantaran Ribuan Orang Blokir Jalan

Satu waktu, krisis terjadi di Ambon. Labani tidak menyebut waktu kejadian. Berdasatkan catatan Tribun Kaltim, kerusuhan pernah meletup beberapa kali di Ambon, Maluku, yakni antara tahun 1999 - 2002, kemudian tahun 2011.

Kala itu, tutur Labani, sejumlah orang memaksa masuk ke anjungan kapal, dan memaksa kapten mengarahkan kapal ke Kota Ambon. Selaku nakhoda, Labani menolak desakan massa, lantaran kapal sudah memiliki tujuan atau rute tersendiri yang ditentukan kantor pusat, Pelni. Merasa Aspirasinya tidak didengarkan, sekelompok orang itu kemudian melancarkan niat jahat.

"Mungkin mereka kecewa lalu mereka mau menyabotase ruang mesin," ujar Labani.

Setelah melakukan mediasi, belum berhasil juga, Kapten pun mengambil jalan lain. Dengan menggunakan pengeras suara, kapten mengabarkan kepada penumpang lain bahwa ada sekelompok orang yang ingin menyabotase ruang mesin.

Hal ini sontak membuat para penumpang lain bekerja sama dengan pihak keamanan kapal untuk mencari orang-orang tersebut. Hanya butuh waktu 30 menit para pembuat onar ini pun akhirnya berhasil diamankan.

"Saya umumkan saja bahwa ada sekelompok orang yang ingin mengubah tujuan kapal dan ingin menguasai ruang mesin. Orang-orang pun langsung tergerak semua dan membantu. Salah satu oknum tersebut hampir dihajar massa, namun sempat diamankan pihak keamanan kapal," ujar pria kelahiran 1963 yang prtama kali menjadi kapten kapal tahun 2002.

Menurut Labani cerita pembajakan seperti ini membuat semangat dan kecintaannya akan dunia pelayaran semakin bertambah.

Saat ini, Labani sudah tidak mengalami banyak kendala berarti sebagi pelaut. "Peluat susah itu sudah cerita lama, karena zaman sekarang ini pelaut sudah tidak sesusah dulu. Jadi itu cerita lama saja," ujarnya.

Kemudahan telekomunikasi di atas kapal penumpang mempermudah tugas pelaut. Bagaimana tidak? Jika kangen keluarga, ia bisa segera menelepon keluarganya. Sebab kapal penumpang, seperti KM Lobabor telah dilengkapi pemancar sinyal (BTS) telepon seluler milik Telkomsel.

Labani bahkan, saat ini, dua minggu sekali berlabuh ke Pulau Jawa. Jadi tidak sempat pulang ke Blitar, ia bisa meminta Titin Supriatin, istrinya, atau keluarganya yang menemuinya di Surabaya. (*)

Kami hantarkan berita terbaru, unik dan menarik secara gratis ke hadapan sahabat melalui jejaring sosial. Cukup likes fan pages fb TribunKaltim.coatau follow twitter@tribunkaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved