Parenting
Orangtua Modern Cenderung Pilih Nama Unik untuk Anaknya
Kalau Anda perhatikan, para orangtua modern cenderung memilih nama yang unik dan tidak biasa untuk buah hati mereka.
TRIBUNKALTIM.CO - Kalau Anda perhatikan, para orangtua modern cenderung memilih nama yang unik dan tidak biasa untuk buah hati mereka.
Nama-nama yang umum dan pasaran tentu saja tidak menjadi pilihan bagi ibu generasi milenium ini. Nah, apakah sebenarnya alasan para orangtua masa kini memilih nama anak yang unik.
Ternyata, ada pandangan bahwa para orangtua muda menginginkan anak-anak mereka mencolok dan berbeda di antara anak-anak lain yang seusia. Dengan demikian, memilih nama anak yang orisinil dan tidak biasa adalah layaknya sebuah "branding" guna mewujudkan harapan orangtua agar anak mereka tumbuh menjadi yang terbaik.
Di masa lampau, nama-nama anak begitu mudah diprediksi. Di kawasan Amerika Utara atau Eropa, misalnya, nama anak laki-laki seperti John, William, dan James merupakan lima nama pilihan teratas. Namun, sekarang hal tersebut tidak lagi berlaku. Pada tahun 2014 lalu, misalnya, nama bayi yang paling populer adalah Noah untuk anak laki-laki dan Emma untuk anak perempuan.
Baca: Inilah Nama-nama Bayi yang Menjadi Tren di 2015
Nama-nama populer untuk anak terus berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Tidak hanya itu, nama-nama baru pun bermunculan setiap waktu. Dalam sebuah studi terbaru tentang generasi milenial dan branding, Goldman Sachs menguak beberapa hal yang menjadi alasan orangtua dalam memilih nama untuk buah hati.
Untuk meneliti, dilakukan telah terhadap sejarah nama-nama bayi. Akhirnya, ditemukan setidaknya dua alasan tentang adanya tren baru dalam penamaan bayi. Alasan pertama adalah adanya keragaman yang lebih besar di kalangan orangtua. Kedua, ada keinginan positif dalam diri orangtua pada anak.
Dengan kata lain, para orangtua dari generasi milenial ingin menghindari brand yang besar atau nama-nama bayi yang populer hingga pasaran. Sebaliknya, mereka menciptakan sendiri nama untuk anak mereka. Tren yang terjadi adalah penamaan yang unik, memilih nama yang kuno, atau menamai anak berkebalikan dengan jenis kelaminnya. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)