Muktamar Nahdlatul Ulama
Putri Gus Dur Minta Ulama Senior Turun Tangan Selamatkan NU
Yenny juga mengingatkan agar para peserta muktamar kembali ke semangat "Qanun Asasi", sebuah pedoman yang ditulis oleh pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari
TRIBUNKALTIM.CO - Hingga Senin Senin (3/8/2015) dini hari, peserta Muktamar Nahdatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur belum juga merampungkan agenda persidangan tata tertib. Hal ini membuat gusar Yenny Wahid, putri Presiden ke-3 RI Abdurrahman Wahid.
Ia mengusulkan agar para kiai sepuh turun tangan untuk menenangkan peserta Muktamar NU. Campur tangan kiai sepuh, menurut Yenny, sangat penting untuk meredam emosi kalangan ulama muda.
"Saya khawatir akan ada perpecahan di tubuh NU hanya karena suksesi muktamar. Karena itu, saya berharap para ulama senior turun tangan dalam rangka penyelamatan," ujarnya, Senin pagi.
Yenny juga mengingatkan agar para peserta muktamar kembali ke semangat "Qanun Asasi", sebuah pedoman yang ditulis oleh pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari, yang memuat seruan dalam mengedepankan persatuan dan mencegah saling benci, saling dengki, saling menjerumuskan, dan saling bermusuhan.
BACA: Pertama Kali Sejarah NU Buka Muktamar Malam Hari
"Dalam bermuktamar, perbedaan pendapat itu biasa terjadi, asalkan jangan sampai ada upaya menjerumuskan antar peserta," ungkapnya.
Para peserta muktamar masih berbeda pendapat soal tata cara pemilihan Rois A'am antara menggunakan model musyawarah mufakat atau "Ahlul Halli Wal 'Aqdi" (Ahwa) dengan menggunakan model voting.
Persidangan di ruang utama Muktamar NU di alun-alun Jombang yang membahas masalah ini sempat diskors beberapa kali.
Sidang berlangsung panas hingga berakhir pada kericuhan dan dikeluarkannya sejumlah peserta karena dituding sebagai provokator. (Achmad Faizal)
Kami hantarkan berita terbaru, unik dan menarik secara gratis ke hadapan sahabat melalui jejaring sosial. Cukup likes fan pages fb TribunKaltim.co atau follow twitter @tribunkaltim