Narkoba

Sabu Dalam Anus, Trend Baru Hindari Aparat

Kalau di Nunukan ini modus baru. Karena aparat sekarang gencar melakukan operasi

TRIBUN KALTIM / NIKO RURU
Hamzah (21), Azulizan (23) dan Muhammad Rusdi (33) saat berada di ruang kerja Wakapolres Nunukan, Senin (3/8/2015) 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Gencarnya operasi pemberantasan narkotika yang dilakukan aparat TNI dan Polri di Nunukan membuat para bandara dan kurir narkotika harus putar otak.

Salah satu cara dengan mengubah modus mereka membawa sabu sabu dari Tawau, Negara Bagian Sabah, Malaysia. Dalam setahun ini saja, aparat sudah mengungkap dua kali modus seperti ini.

Kapolres Nunukan AKBP Christian Tory menjelaskan, pada Maret lalu, pihaknya berhasil mengamankan Andi Jumamin (37) di Jalan Ujang Dewa, Kecamatan Nunukan Selatan. (Baca juga: Tiga Tersangka Sabu Dalam Anus, Diserahkan ke Polisi )

Warga Jalan Guser, Kelurahan Tarakan Barat, Kota Tarakan itu dipaksa mengonsumsi bakso agar bisa buang air besar, guna mengeluarkan barang bukti sabu-sabu sebanyak dua ball atau seberat 107 gram, yang disimpan dalam anusnya.

Pada Sabtu (1/8/2015) malam lalu, giliran Hamzah (21), Azulizan (23) dan Muhammad Rusdi (33) tertangkap membawa tujuh tujuh ball sabu-sabu seberat 359,48 gram asal Malaysia.

Mereka ditangkap TNI di atas KM Cattelya Express tujuan Pare Pare , Sulawesi Selatan. Lima ball sabu sabu diantaranya disimpan dalam anus Azulizan dan Rusdi.

“Kalau di Nunukan ini modus baru. Karena aparat sekarang gencar melakukan operasi, mereka mencari cara lain dengan memasukkan ke anus,” ujarnya. (Baca juga: Warga Malaysia Selundupkan Sabu 5 Bal di Dalam Perut )

Sebenarnya, kata dia, di kota-kota besar seperti Jakarta cara ini sudah sering dilakukan.

“Bahkan mereka menelan pil untuk menahan buang air besar. Itu bisa menahan sampai 24 jam,” ujarnya.

Terhadap modus seperti ini, tentu Polisi juga tidak akan kehilangan akal. Meskipun cukup sulit menemukannya, karena pelaku melintasi jalur-jalur tikus yang tidak terpantau X-Ray di pelabuhan resmi, namun ada cara untuk mengidentifikasi pelaku.

“Yang pertama pastinya kita memperkuat informasi dari masyarakat. Kedua dari mimik mukanya. Saat dia menahan itu, pasti akan kelihatan aneh wajahnya,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved