Kesehatan
Antara Mitos dan Fakta Seputar Vaksin
Pro dan kontra vaksin memang tak pernah benar-benar hilang. Demikian juga dengan mitos-mitos keliru yang melingkupinya.
Zat pengawet sudah lama dipakai dalam vaksin dan masih dipakai dalam vaksin untuk orang dewasa. Tapi menurut FDA banyak penelitian dilakukan dan tidak ditemukan kaitan dengan autisme atau efek samping serius.
Mengenai autisme, sejak kandungan Thimerosal dihilangkan dari vaksin anak-anak, prosentase anak yang terdiagnosis autisme tetap meningkat. Tentu saja ini tidak masuk akal jika Thimerosal adalah penyebabnya.
3. Vaksin digunakan hanya untuk mencari keuntungan
Mitos: Dokter dan perusahaan asuransi mempromosikan penggunaan vaksin sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan semata.
Fakta: Kebanyakan perusahaan asuransi menanggung biaya vaksinasi untuk mencegah pengeluaran berlebihan yang harus dibuat oleh pasien mana kala terkena penyakit.
4. Mengandung antigen berlebihan
Mitos: Anak anak mendapatkan vaksinasi jauh lebih banyak dibanding sebelumnya, dan vaksinasi membuat antigen di dalam tubuh anak menjadi bertambah (antigen adalah bagian dari vaksinasi yg berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit). Apabila berlebihan, maka akan berbahaya bagi kesehatan anak anak.
Fakta: Walaupun saat ini lebih banyak vaksinasi yg diberikan, tetapi jumlah antigen yg diberikan kepada pasien jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 30 tahun yg lalu.
Menurut Dr.Sanjay Gupta dari CNN, pada tahun 1980 pasien menerima kurang lebih 3000 antigen, sementara saat ini pasien hanya 150 antigen. Menjauhkan vaksinasi dari anak anak dalam jangka waktu yang lama, dengan didasari ketakutan terhadap jumlah antigen yang berlebihan, hanya akan membuat anak anak semakin rentan terkena penyakit.
Kemudian mengenai autisme, sama seperti thimerosal, jumlah penderita autisme meningkat ketika jumlah antigen yang digunakan menurun.
Baca: Ilmuwan AS Temukan Vaksin HIV
5. Penyakitnya sudah hilang
Mitos: Lebih baik vaksin dihindari karena anak-anak tidak terlalu membutuhkan. Penyakit yang dicegah sudah lama tidak ada dan jika ada, bisa hilang dengan sendirinya.
Fakta: Pada tahun 2014 kasus penyakit campak di AS sangat tinggi dengan jumlah kasus 644. Sumber penularan diketahui dari seorang anak yang tidak divaksin lalu tertular virus ini dan menularkannya ke anak-anak lain.
Campak bukanlah penyakit ringan karena dapat menyebabkan kerusakan otak dalam jangka panjang, ketulian, serta kematian. Secara umum, ini adalah pembunuh utama pada anak-anak menurut data yang dihimpun oleh WHO.