Insiden Lempar Jumroh

Ini Kisah Pasutri yang Diselamatkan Orang Turki Saat Insiden Mina

"Saya sudah diberi tahu ada teman satu hotel dengan saya meninggal dunia. Kini adik dan mama saya pun sudah di hotel," katanya.

Adi Suhendi/Tribunnews.com
Muhammad Juhdi Ibrahim bersama isterinya 

TRIBUNKALTIM.CO - Muhammad Juhdi Ibrahim bersama isterinya nyaris menjadi korban dalam insiden Mina yang merenggut nyawa ratusan jemaah haji.

Pria berusia 60 tahun tersebut bersama rombongannya berangkat dari tenda Mina di Maktab 1 yang berada di wilayah Minajadid sekitar pukul 07.00 Waktu Arab Saudi.

Saat itu Juhdi menuju Jamarat bersama orangtua, istri dan adiknya. Setelah dua jam perjalanan dari Maktabnya, ia dan keluarganya tiba di jalan 204 atau Jalan Arab, gejala desak-desakan mulai dirasakannya.

"Dari situ sudah mulai ada gejala, saat jalan agak menikung mulai kelihatan. Jaraknya sekitar 750 meter sudah gejala, dari pintu kecil orang berkulit hitam mondong-dorong dengan kasar bahkan sampai cekcok," ungkap Juhdi berbincang dengan wartawan di Daker Makkah, Jumat (25/9/2015).

Melihat keadaan yang kurang nyaman tersebut, Juhdi pun kemudian mencoba melindungi ibu dengan adiknya. Tetapi sial dirinya malah terjepit orang-orang yang tinggi besar.

"Saya memang merasa paling kuat walau pun saya udah pernah struk dan penyakit jantung," katanya. (Baca juga: Menegangkan, Tayangan Detik-detik Pesawat Jumbo Mendarat Miring)

Dirinya merasa tidak kuat lagi, ia hampir pingsan karena teriknya matahari dan berjubelnya orang di tempat tersebut.

Entah bagaimana sepuluh menit sebelum peristiwa jemaah terinjak-injak dirinya bisa merangkul tangan sang istri bernama Sri Haryati yang yang sebelumnya berpisah dengan dirinya.

"Saya merasa sudah tidak kuat karena memang saya pernah struk dan punya penyakit jantung, dari pada saya pingsan saya tarik tangan istri saya," ucapnya.

Ia dan istrinya pun ke pinggir jalan, suami isteri tersebut pun diselamatkan orang Turki yang tinggi besar. Saat keadaan sudah tidak terkendali orang Turki tersebut mengangkatkan kakinya sekaligus melindungi Juhdi dan Sri.

"Walau pun saya tidak tahu bahasanya, tapi mungkin dia katakan maju, maju," ungkapnya.

Tetapi kondisi semakin kacau, banyak orang yang sudah tidak lagi melihat orang disekelilingnya dan berusaha menyelamatkan diri. Juhdi dan istrinya pun semakin terjepit orang-orang berkulit hitam dan menyeretnya ke pinggir jalan.

Lantas pria yang tergabung dalam kloter 14 Embarkasi Batam tersebut pun ditolong orang Turki, ia diberi minum dan es dan diamankan.

Saat itu ia melihat banyak mayat di hadapannya. Kebanyakan korban didominasi orang-orang kulit hitam. Di tengah kondisi yang semakin mebahayakan Juhdi pun mendapat pertolongan dari orang Arab dan dibawa ke sebuah gedung yang sangat nyaman.

"Di situ saya diberi makan dan minuman mewah dari Orang Arab," katanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved