Tragedi Lumajang

Aktivis Melawan Mafia Tambang itu Tewas Saat Menimang Cucu

Setidaknya hal ini bisa dilihat dari hasil investigasi empat NGO yang melakukan investigasi paska peristiwa itu berlangsung.

Facebook
Ucapan bela sungkawa untuk Salim Kancil di berbagai media sosial 

Setelah selesai menghajar Tosan, gerombolan ini mengalihkan tujuannya menuju rumah Salim.

Saat itu Salim sedang menggendong cucunya yang baru berusia 5 tahun.

Mengetahui ada yang datang berbondong dan menunjukkan gelagat tidak baik Salim membawa cucunya masuk.

Gerombolan tersebut langsung menangkap Salim dan mengikat dia dengan tali yang sudah disiapkan.

Mereka kemudian menyeret Salim dan membawanya menuju Balai Desa Selok Awar-Awar yang berjarak 2 kilometer dari rumahnya.

Sepanjang perjalanan menuju Balai Desa, gerombolan ini terus menghajar Salim pakai senjata-senjata yang mereka bawa disaksikan warga yang ketakutan dengan aksi ini.

Di Balai Desa, tanpa mengindahkan bahwa masih ada banyak anak-anak yang sedang mengikuti pelajaran di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), gerombolan ini menyeret Salim masuk dan terus menghajarnya.

Di Balai desa, gerombolan ini sudah menyiapkan alat setrum yang kemudian dipakai untuk menyetrum Salim berkali-kali.

Tak berhenti sampai di situ mereka juga membawa gergaji dan dipakai untuk menggorok leher Salim.

Namun hampir semua siksaan memakai senjata tajam yang ditujukan ke tubuh Salim seolah tidak mempan.

Melihat kenyataan bahwa Salim tidak bisa dilukai dengan benda tajam dan keadaan balai desa yang masih ramai, gerombolan tersebut kemudian membawa Salim yang masih dalam keadaan terikat melewati jalan kampung menuju arah makam yang lebih sepi.

Di tempat ini mereka kemudian mencoba lagi menyerang salim dengan berbagai senjata yang mereka bawa. Baru setelah gerombolan ini memakai batu untuk memukul, Salim ambruk ke tanah.

Mendapati itu, mereka kemudian memukulkan batu berkali-kali ke kepala Salim.

Di tempat inilah kemudian Salim meninggal dengan posisi tertelungkup dengan kayu dan batu berserakan di sekitarnya.

Direktur Walhi Jawa Timur Ony Mahardika yang dihubungi SURYA.co.id melalui sambungan telepon menegaskan bahwa Salim Kancil dan Tosan sedang berjuang menolak penambangan pasir besi di Pantai Watu Kecak Desa Selok Awar-Awar.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved