Kematian Wayan Mirna Salihin
Dugaan Anaknya Diracun saat Minum Kopi di Kafe, Ayah Mirna Tak Mau Curigai Orang
Banyak informasi beredar, pelaku nekat membubuhi racun di kopi yang dipesan Mirna lantaran pelaku memiliki dendam.
Sementara pelayat terus berdatangan.
Sedangkan polisi-polisi muda dan anggota berdiri diluar ruang duka.
Pihak keluarga tak memperbolehkan wartawan mengambil gambar dari dekat.
Selanjutnya pembicaraan baru selesai pukul 23.00.
Kemudian Musyafak mengontak RS Polri Kramat Djati dan meminta ambulans dikirim segera.
Sekitar 15 menit kemudian ambulans tiba dan masuk sampai depan pintu ruang duka.
Baca: Seruput Es Kopi di Mal, Wanita Ini Langsung Kejang dan Tewas
Peti jenazah berwarna putih itu kemudian digotong keluar dan dinaikkan ke dalam ambulans.
Ambulans kemudian dikawal dengan iring-iringan mobil polisi menuju RS Polri Kramat Djati.
Krishna mengatakan, pihaknya menduga ada tindak pidana di kasus kematian Mirna.
"Dugaannya ada (tindak pidana-red)," kata Krishna kepada wartawan,sesaat sebelum jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Djati.
Krishna mengungkapkan, dugaan tersebut muncul setelah polisi memeriksa saksi kunci.
"Dari keterangan salah satu saksi, mungkin kematian korban tidak wajar," ujar Krishna.
Makanya, kata Krishna, untuk mengetahui itu lebih jelas dan pasti, pihaknya meminta keluarga untuk mengijinkan dilakukannya autopsi.
"Tadi kami bilang kepada keluarga bahwa kami menduga ada tindak pidana. Tapi apabila tak diautopsi, maka kasus kami tutup. Lalu keluarga setuju," ungkapnya.
"Sehabis autopsi, jenazah akan segera dibawa kembali ke sini, sebab Minggu pagi akan dimakamkan," imbuh dia. (Theresia Felisiani)
