Ledakan Bom
Bahrun Naim Punya Sihir Apa ya? Gadis Kok Tergila-gila Minta Dinikahi Ayah Dua Anak Itu
Naim, tersangka otak perencana peledakan bom di Srinah, pekan lalu. Naim, ketika berusia 32 tahun, menikah dua istri dan dua anak dari istri pertama
TRIBUNKALTIM.CO - Punya pesona apa yang menjadi sihir Bahrun Naim? Kendati sudah mengaku memiliki istri dengan dua anak, masih saja ada gadis yang tergila-gila padanya.
Si gadis pun nekat menemui orangtua untuk minta restu menikah. Namun, orang tua terus terang menolak. Ya, gadis itu adalah Siti Lestari (23) alias Riri, yang belum ditemukan hingga kini.
Mengapa? Ya, wajar memang. Orangtua mana yang rela, putrinya dimadu lelaki beristri. Dan mungkin karena ditolak, Riri dibawa kabur Naim, pemilik nama lengkap Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan.
Lalu, siapa Naim? Ia adalah tersangka otak perencana peledakan bom di Srinah, pekan lalu. Naim, ketika berusia 32 tahun, menikah dua istri dan dua anak dari istri pertama.
BACA JUGA: Istri dan Mertua Terduga Teroris Ikut Diamankan
Foto hasil prin screen akun Facebook diduga milik Bahrun Naim. Pada foto profil, tampak Naim memperlihatkan dua wanita, dan dua anak.
Dia tercatat sebagai warga RT 01/01 Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
Pria ini semakin tenar akhir-akhir ini setelah polisi mengumumkan namanya sebagai otak di balik teror bom Sarinah yang menewaskan delapan orang itu.
Bahrun merupakan alumni Program D3 Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Sebelah Maret (UNS) angkatan 2012.
Mengenai kisah asmara, Bahrun punya cerita menarik.
Diberitakan Tribunnews.com, pertengahan Maret tahun 2015 lalu, Bahrun membuat gempar satu keluarga d i Solo.
BACA JUGA: BREAKING NEWS -- Densus 88 Gerebek Rumah Terduga Teroris terkait Ledakan Bom di Sarinah
Keluarga Sugiran (65) dan Surati (54) mengaku resah. Pasalnya, putri keempat mereka yakni Siti Lestari (23) atau Riri, hilang sejak awal Februari 2015. Ponsel dan BlackBerry milik Siti pun sudah tak bisa dihubungi.
Sudharmono (34), kakak Riri, mengatakan adiknya mahasiswi Fakultas Farmasi semester akhir Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dibawa kabur Bahrun Naim.
"Awal 2014, Bahrun Naim atau Anggi bermain ke rumah di Demak bersama Riri mengendarai mobil oranye jenisnya Picanto. Riri mengenalkan Bahrun kepada orangtua kami. Riri mengaku mencintai Bahrun. Menurutnya, Bahrun ustaz yang baik dan mau menjadikan dirinya sebagai istri," cerita Sudharmono kepada Tribun Jateng (Tribunnews.com Network), Senin 16 Maret 2015 malam.
BACA JUGA: Fajrun, Terduga Teroris yang Dibekuk di Balikpapan Pernah Mengajar di Pesantren Keluarga Amrozi
Setelah terus terang, ibu Riri menolak Bahrun karena telah memiliki istri dan dua anak. Hari itu Bahrun sempat bermalam di rumah dan besoknya kembali ke Solo dengan Riri.
Bahrun menginap di rumah Riri untuk meyakinkan orang tua si gadis bahwa dia mencitainya.
Dalam perkembangannya, pada Juli 2014, Riri menelepon ayahnya karena mau pindah kos. Semula kos Riri bernama Kos Mama yang berada di Jalan Menco Raya Gang II Nomor 9 RT 4 RW 10 Gonilam, Surakarta. Namun permintaan pindah indekos ditolak ayahnya.
"Pada Juli 2014, Riri mudik lebaran ke Kalimantan ketemu bapak dan keluarga di Pangkalanbun dan tak ada perilaku mencurigakan," ungkap Sudharmono. Bapak dan ibunya memang bekerja di Kalimantan Tengah, sebagai pedagang kain.
Pada 22 Januari 2015 minta kiriman Rp 3,5 juta untuk bayar semester. Tetapi tiba-tiba pada 30 Januari, Riri mengirim semua buku, baju, Kartu Keluarga ke Demak. Dan Awal Februari tak bisa dihubungi keluarga, hape dan BB mati semua. Riri menghilang membawa motor Yamaha beserta BPKB dan sebuah laptop Toshiba
Hasil investigasi keluarga yang dilaporkan ke Polres Sukoharjo, Bahrun adalah mantan napi kasus terorisme. Keluarganya mengorek informasi di Solo atas bantuan Fenti, teman kos Riri. Saat didatangi kamar kosnya kosong.
BACA JUGA: Foto-foto Densus 88 Bersenjata Lengkap Gerebek Terduga Teroris: Ringkus Tersangka, Istri dan Mertua
Pencarian Riri terus dilanjut. Kemudian keluarga Riri mendatangi keluarga Bahrun pada Februari 2015 di Sangkrah Pasar Kliwon. Ibunya mengaku Bahrun sudah ijin meninggalkan Solo bersama istrinya dan kedua anaknya tapi tak jelas kemana perginya.
Dari informasi yang dihimpun sejumlah rekannya, sejak Agustus 2014 Riri kerap terlihat berboncengan dengan Bahrun dan mengaku telah menikah. Riri juga sempat bercerita kepada teman-teman mengenai keinginannya pergi ke Suriah.
Kabar mengenai hilangnya Siti Lestari akhirnya mulai terkuak. Komandan Kodim 0716/Demak Letkol Inf Ari Aryanto menegaskan Siti tak pergi ke Suriah melainkan kabur bareng pacarnya.
Dia menjamin hilangnya Siti lantaran masalah asmara.
Bahrun Naim Pernah Ditangkap Densus 88
Berdasarkan catatan, Bahrun Naim pernah ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror pada November 2010 silam. Polisi juga menyita ratusan butir peluru dari rumah kontrakan Bahrun yang berada di Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.
BACA JUGA: BACA JUGA: Korban Penembakan Teroris Akhirnya Meninggal, Jenazahnya Dibawa ke Bojong Gede
Bahrun didakwa UU Darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api dan bahan peledak. Pengadilan Negeri Solo memvonisnya penjara 2,5 tahun. Dia terbukti menyimpan 533 butir peluru laras panjang dan 32 butir peluru kaliber 9 milimeter.
Aktivis Laskar Umat Islam Surakarta Endro Sudarsono mengatakan Bahrun yang tinggal bersama Siti sama dengan Bahrun yang pernah ditangkap Densus. Tapi Endro kurang begitu mengenal Bahrun. "Dia tidak aktif di kelaskaran di Solo," kata Endro. (TribunJateng.com)
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/bahrun-naim_20160118_021411.jpg)

