Demi Kehidupan Baru, Para Imigran Rela Tempuh Perjalanan dengan Suhu di Bawah -20 Derajat
Anak-anak kaum imigran dipaksa untuk terus berani menempuh perjalanan dengan suhu di bawah -20 derajat celsius.
TRIBUNKALTIM.CO - Anak-anak kaum imigran dipaksa untuk terus berani menempuh perjalanan dengan suhu di bawah -20 derajat celsius. Puluhan imigran ini terus berjalan melintasi Balkan untuk mencari tempat tinggal di Eropa Barat.
Pria, wanita dan anak-anak terlihat bersusah payah berjalan melewati salju di Makedonia dengan harapan
dapat mencapai Serbia di kota Miratovac yang berada dekat dengan perbatasan.
BACA JUGA: Danlanud Balikpapan: Tangkap Oknum yang Mengantar Imigran ke Balikpapan
Kebayakan para imigran berasal dari Suriah dan Afganistan, mereka menuju ke sebuah kamp imigran sementara di dekat kota Presevo, Serbia bagian Selatan.
Selama ini para imigran telah menempuh rute perjalanan yang cukup baik untuk mencari kehidupan baru di Eropa Barat, tetapi musim salju telah membuat perjalanan menjadi lebih sulit.
BACA JUGA: Foto Bocah Tenggelam Bersama Puluhan Imigran Ini jadi Perbincangan Dunia
Sejak November 2015, penjagaan di rute jalan menjadi lebih ketat. Banyak dari negara-negara Eropa Timur hanya mengizinkan pengungsi dari Suriah, Afganistan, dan Irak yang boleh lewat.
Sebuah laporan Amnesti Internasional baru saja memeringatkan kepada pemerintah untuk berbuat lebih banyak bagi para imigran. Khususnya menghindarkan kaum perempuan dari kasus pelecehan seksual.
LIHAT JUGA: VIDEO – Pelatuk Macet, Imigran Lolos Dari Kematian
Perempuan imigran tersebut telah menghadapi kekerasan fisik dan pelecehan seksual selama menempuh perjalanan ke Eropa. Kelompok hak asasi manusia di London telah memperingatkan hal tersebut.
Amnesti Internasional telah mewawancarai 40 wanita imigran dan gadis remaja. Mereka adalah imigran berasal dari Irak dan Suriah yang kini berada di Jerman dan Norwegia.
(dailymail/EPA).
Kelompok Hak Asasi Manusia yang berbasis di London telah memeringatkan bahwa perempuan pencari suaka menghadapi kekerasan fisik dan pelecehan seksual pada perjalanan mereka ke Eropa.
Mereka melakukan perjalanan ke Yunani dan kemudian melintasi Balkan. Banyak yang melaporkan bahwa hampir di semua negara yang mereka lewati, mereka mengalami kekerasan fisik, perampasan uang, diraba-raba atau dipaksa melakukan hubungan seksual dengan penyelundup, petugas keamanan atau pengungsi lainnya, menurut laporan tersebut.
Para perempuan imigran jika berpergian sendiri atau ditemani oleh anak-anak. Mereka merasa sangat terancam saat berada di kamp-kamp di Hungaria.
BACA JUGA: Tendang Imigran, Kamerawati Langsung Dipecat
"Jika krisis kemanusian ini terus berlangsung di tempat lain di dunia, maka kita harus secepatnya mengambil langkah untuk melindungi kelompok-kelompok yang berisiko mendapatkan perlakuan pelecehan," ujar Tirana Hassan, Direktur Respon Krisis Amnesti.
"Minimal, mereka seharusnya mendapatkan fasilitas yang terpisah sesuai jenis kelamin untuk toilet dan kamar tidur," ujarnya.
BACA JUGA: Puluhan Wanita Dilecehkan Saat Perayaan Tahun Baru, Benarkah Pengungsi Pelakunya?
Seorang wanita Irak (22) kepada Amnesti mengatakan ketika berada di Jerman, seorang petugas keamanan menawarkan beberapa pakaian ganti sebagai imbalan dari menghabiskan waktu berdua dengan petugas pria tersebut.
"Cara terbaik untuk menghindari terjadinya kekerasan dan eksploitasi adalah Pemerintah Eropa dari awal dapat memberikan rute yang legal dan aman," kata Hassan. (dailymail.co.uk)