Tambang Batu Bara Longsor

Istri Korban Tertimbun Longsor Berharap Suaminya Masih Hidup

Ahmad merupakan buah hati Syahnurfiani, korban longsor tambang di kawasan milik PT Lembuswana Perkasa, Samboja, Kutai Kartanegara.

TRIBUN KALTIM/AZHAR SRIYONO
Suasana rumah korban Syahnur (29) yang tertimbun longsor tambang batu bara milik PT Lembuswana Perkasa di Km 10, Balikpapan, Jumat (29/1/2016). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ahnad Najdat Al Tamis nama bocah berumur 1 tahun yang memiliki arti panglima yang pemberani.

Ahmad merupakan buah hati Syahnurfiani, korban longsor tambang di kawasan milik PT Lembuswana Perkasa, Samboja, Kutai Kartanegara.

Saat disambangi Tribunkaltim.co ia tampak lalu lalang, menebar senyum dan tawa di ruang tamu rumah berukuran 4x5 meter.

Ibu kandungnya, Junita (25) membalas tawa anak laki-lakinya dengan senyum, sambil menahan pilu akibat menunggu kepastian keselamatan suaminya yang tak kunjung tiba.

Ia tak mampu menyembunyikan air mata yang terus meleleh dari balik kacamatanya ketika melihat anak lelakinya tersebut

Selintas kenangan bersama suami kembali terngiang di dalam ingatannya. Junita menuturkan, Syahnurfiani, sang suami dulu berkeinginan melihat anaknya menjadi tentara. Bahkan, menjadi panglima TNI sejak Ahmad masih dalam kandungannya.

Baca: Pasutri Ini tak Pernah Menyangka Kemarin adalah Pertemuan Terakhir dengan Putra Sulungnya

"Pokoknya anak ini pasti laki-laki. Dia akan jadi tentara hebat, jadi panglima TNI nantinya. Biar saya yang kasih dia nama, nama depannya Ahmad," ujar Junita menirukan ucapan suaminya saat mengandung Ahmad, satu setengah tahun lalu.

Syahnurfiani meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, bernama Nasyah (6) dan Ahmad Najdat (1) di kediamannya di Jalan Karya Bakti, RT 8, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan. Menurut pengakuan Junita, suaminya merupakan sosok penyabar dan penyayang kepada anak-anaknya.

"Ndak pernah dia marah sama anak-anak. Kemarin anaknya pulang sampai sore. Dia bilang ke saya, 'jangan dimarahi lo mah anaknya, biarin namanya anak kecil' ya saya jawab iya," tuturnya terbata kepada Tribunkaltim.co.

Junita menceritakan pertemuannya dengan Syahnurfiani yang menikahinya pada 2009 tersebut berawal dari kontak nyasar. "Kami berkenalan, janjian ketemu. saat itu saya PSG di Polres, kami pacaran dan menikah tahun 2009. Sekarang punya dua anak yang masih kecil-kecil," katanya sambil mengusap air mata yang sedari tadi jatuh membasahi pipi.

Ia menuturkan bahwa suaminya merupakan sosok bertanggungjawab. Ia pernah mengalami pendarahan hebat dan keguguran. Saat itu ia membutuhkan banyak darah untuk ditransfusi pihak rumah sakit.

"Saya ingat betul waktu itu malam takbiran, saya hampir mau mati. Dia keliling Balikpapan mencari darah buat saya, Alhamdulillah saya selamat. Makanya saya sedih betul, sekarang dia pasti sendiri, butuh saya, dan ingat anak-anaknya di sana," ucapnya dengan pipi yang tampak kembali basah.

Baca: BREAKING NEWS- Jasad Novit Ditemukan Mengambang Setelah 29 Jam Tertimbun Longsor Tambang Batu Bara

Rabu sore (27/1/2016) kali terakhir Junita bertemu suami saat pamit untuk pergi bekerja.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved