Berita Eksklusif

Kantong Plastik Diberi Nama Sebelum Dibuang di Halte Sampah

Nurdin menuturkan awalnya warga menolak keberadaan Halte Sampah, karena dinilai ribet dan berbau jika ditumpuk di pinggir jalan.

Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
Kantong Plastik Diberi Nama Sebelum Dibuang di Halte Sampah - balikpapan_halte-sampah_20160205_084207.jpg
TRIBUN KALTIM / CORNEL DIMAS
Pengendara melintas di salah satu lokasi halte sampah di Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan
Kantong Plastik Diberi Nama Sebelum Dibuang di Halte Sampah - halte-sampah_20160202_013334.jpg
Tribunkaltim/Aridjwana
HALTE SAMPAH - Seorang warga saat memilih barang bekas di tempat pembuangan sampah di Ruhui Rahayu, Kecamatan Balikpapan Selatan, Senin (01/2) (Tribunkaltim/Aridjwana)
Kantong Plastik Diberi Nama Sebelum Dibuang di Halte Sampah - balikpapan_halte-sampah_1_20160205_090445.jpg
TRIBUN KALTIM / CORNEL DIMAS
Salah satu lokasi halte sampah yang disediakan berada di lokasi Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan, Kalimantan Timur

Marliyanti mengaku mendapat jatah sekitar 2.202 kantong plastik dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Kantong tersebut funginya untuk membungkus sampah organik.

Sedangkan sampah daur ulang dan sampah lainnya menggunakan karung. Namun hingga saat ini, karung belum tersedia, sehingga warga sementara dianjurkan menggunakan kantong plastik biasa.

Kantong plastik tersebut tidaklah langsung habis dibagikan ke warga, melainkan hanya dijatah sesuai kebutuhan. Ada beberapa warga yang justru tidak memanfaatkan kantong plastik tersebut untuk membungkus sampah.

"Ada juga warga yang bilang kreseknya bagus, sayang kalau dipakai untuk tempat sampah, makanya dia tidak menggunakan kresek dari JICA itu. Kami memberikan ke setiap warga sesuai jatah yang dibutuhkan dalam seminggu. Kalau ada warga yang kehabisan, maka bisa meminta ke kita," tuturnya.

baca juga

Menurut Marliyanti, membuang sampah di halte lebih ramah lingkungan ketimbang di bak sampah. Lingkungan sekitar terlihat tidak jorok dan lebih rapi. Hal itu mampu mengurangi tikus berkeliaran di lingkungan setempat.

"Halte sampah ini keuntungannya kita jadi lebih dekat membuang sampah. Terus lebih rapi, karena ada pemilahan makanya tidak berhamburan. Nggak berbau, dan tidak ada binatang karena langsung dijemput mobil sampah. Ini juga bisa jadi pembelajaran terhadap pola hidup sehat dan bersih pada anak-anak dan orangtua. Kita optimis program bisa berjalan efektif," ucapnya.

Lain halnya yang terjadi di RT 35. Menurut Ketua RT 35 Arliansyah, pihaknya memberdayakan sekuriti Perumahan Rengganis untuk mengangkut sampah dari rumah-rumah warga. Sampah tersebut nantinya dikumpulkan di Pos Sekuriti, sehingga petugas DKPP langsung mengangkut sampah tersebut.

baca juga

Operasional sekuriti telah dikelola ibu-ibu Dasawisma, melalui iuran Rp 25 ribu per rumah tiap bulannya.

Ia menilai program tersebut sangat baik bagi perkembangan Balikpapan, namun pelaksanaanya masih mengalami kendala, seperti kekurangan kantong plastik.

Akibatnya warga diimbau menggunakan kantong plastik yang ada, terlebih dulu sampah dipisah sebelum ditaruh di depan rumah.

"Kami imbau pakai kresek yang ada dulu, dan sampah sudah dipilah. Tapi tidak boleh dibuang di bak sampah. Makanya ini bak sampah kami tutup pakai pot kembang sehingga terkesan rapi dan tidak bisa lagi digunakan untuk membuang sampah," jelasnya. ()

dan Klik Saja Follow @tribunkaltim serta Tonton Video YoutubeTribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved