Belajar dari Jepang, Kelak Sampah Diubah jadi Energi

Melalui program Halte Sampah dan Project 3R (Reuse, Reduce dan Recycle), warga diajak memilah sampah sebelum membuang ke tempat sampah.

Penulis: tribunkaltim |
TRIBUN KALTIM/CORNEL DIMAS SATRIO KUSBIANANTO
Begitu truk tiba di halte sampah, pekerja pemilah langsung sibuk memisahkan sampah yang masih bisa digunakan untuk pembuatan barang daur ulang. 

Secara bertahap beberapa orang Indonesia diterbangkan ke Jepang belajar bagaimana mengolah sampah menjadi benda yang bernilai tinggi.

Erna Ismi menjadi satu di antara wanita yang ikut belajar di Negara Matahari terbit tersebut.

Erna menyebutkan beberapa benda yang terlihat mewah yang biasa dilihat di televisi merupakan hasil karya dari bahan baku bernama sampah.

"Dari sampah bisa dihasilkan pakaian yang telihat mewah, saya juga di Jepang belajar membuat dasi dari limbah plastik dan berbagai barang lainnya yang terlihat eksklusif dari bahan baku sampah," ungkap Erna.

Lebih Disiplin
Perubahan jadwal pembuangan sampah dan tempat membuang sampah diharapkan tidak membuat warga terkejut.

Perubahan ini diharapkan bisa menciptakan pola pikir yang lebih disiplin antara pekerja pengangkut sampah dan warga.

Namun, sayang pengaturan jadwal membuang sampah di Halte Sampah belum sepenuhnya ditaati warga Gunung Bahagia.

Pantuan Tribunkaltim.co, Sabtu (6/2/2016) kemarin masih terlihat tumpukan sampah di halte sampah yang berada di sepanjang Jalan MT Haryono.

Baca: Eks Pasar Burung Mangkrak Disulap Jadi Rumah Daur Ulang Sampah

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Suryanto mengatakan warga akan semakin dimudahkan dengan adanya pilot project 3R (Reuse, Reduce dan Recycle).

Warga nantinya tidak harus menunggu malam membuang sampah. Bahkan dengan adanya pemilahan sampah, diharapkan bisa menambah penghasilan warga.

"Kami ingin warga semakin disiplin mengelola sampah. Kini warga tidak hanya membuang sampah. Bagi warga yang berniat menghasilkan uang dari sampah, warga bisa memilah sampah dan menjualnya ke Bank Sampah Beriman milik pemerintah kota," ujar Suryanto.

Warga yang bisa mengurangi sampah diharapkan membuat kota ini semakin tertata dan tercipta lingkungan perkotaan yang lebih nyaman dihuni.

"Jika dulu slogannya Balikpapan nyaman dihuni, kini Balikpapan akan lebih nyaman dihuni dibanding sebelumnya. Untuk itu kerjasama antara pemerintah kota dan warga masyarakatnya harus terus terjaga untuk selalu mencintai lingkungan," ujar Suryanto. (*)

dan Klik Saja Follow @tribunkaltim serta Tonton Video YoutubeTribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved