Kilang Minyak Diperluas, Pertamina Bakal Bangun Apartemen 22 Lantai
Nantinya, ribuan karyawan dan keluarganya akan dipindahkan ke apartemen 22 lantai, yang akan dibangun di kompleks Dahor.
Penulis: tribunkaltim |
Baca: Selamatkan Cagar Budaya Balikpapan, LBH Sikap Kirim Somasi ke Pemkot, DPRD dan Pertamina
Selain itu juga terdapat cagar budaya yaitu rumah panggung yang berada di kompleks perumahan Pertamina di Jalan Dahor.
Jauh sebelumnya, pihak Pertamina sudah melakukan pertemuan dengan pemerintah setempat dan instansi terkait guna kelancaran megaproyek di Kaltim ini. Mulai dari Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin, dan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak yang baru ditemui Pertamina kemarin.
"Jauh-jauh hari sudah kami lakukan. Bahkan kami sudah bertemu Sultan Kutai hari ini," kata Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, menambahkan penjelasan Hardi.
Diantaranya dalam pertemuan itu membahas bagaimana teknis perluasan kilang tersebut dilakukan. Termasuk langkah-langkah antisipasi seperti rencana pembuatan jalan baru, relokasi cagar budaya, sampai penundaan penghancuran stadion sepakbola yang saat ini menjadi markas Persiba Balikpapan.
Saat bertemu Awang, pihaknya menjelaskan bahwa tidak ada rumah warga yang tergusur. Hardi juga mengatakan Pertamina tidak akan menggusur stadion sepakbola miliknya sampai akhir tahun 2016.
"Jadi saya sampaikan ke Pak Awang pertandingan Piala Gubernur Kaltim tidak akan terganggu. Stadion kita bongkar pada 1 Januari 2017," ujarnya.
Baca: Sebentar Lagi Digusur, Stadion Pertamina jadi Kenangan Terakhir Balistik Nonton Persiba
Perluas Kilang
Menurut Hardi program Refining Development Master Plan (RDMP) mendesak dan harus cepat dikerjakan.
Itulah sebabnya Presiden Joko Widodo pun menerbitkan peraturan presiden yang menyatakan RDMP harus segera dilaksanakan, tentu berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi segala kendala.
Menurutnya, ada sedikit anomali yang dihadapi Pertamina. Saat ini, ketika harga minyak dunia anjlok mencapai 30 dolar AS per barel, dari posisi tinggi mencapai 148 dolar per barel tahun 2008, banyak perusahaan migas, termasuk milik asing, mengalami kesulitan. Sedangkan Pertamnia justru melakukan perluasan kapasitas produksi.
Jalan ini ditempuh untuk mempersiapkan memenuhi kecukupan pasokan dan distribusi minyak dalam negeri. Kondisi saat ini, kapasitas minyak dalam negeri 850 ribu barel per hari. Sedangkan konsumsi jauh lebih besar, mencapai 1,6 juta barel per hari. Akibatnya, Pertamina mengandalkan minyak impor, sekitar 40 - 50 persen untuk memenuhi permintaan konsumen.
Bahkan beberapa tahun ke depan, konsumsi akan terus meningkat. Mulai tahun 2019, jumlah konsumsi akan terus naik. Dan pada tahun 2024, konsumsi diperkirakan mencapai 2,3 juta barel per hari.
Menghindari terjadinya defisit pasokan minyak, sekitar 1,2 juta barel per hari pada atahun 2024, sejak sekarang Pertamina menambah produksi di beberapa kilang seperti di Cilacap dan Balikpapan.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menargetkan dapat memperoleh kesepakatan dengan calon mitra untuk mengembangkan Kilang Balikpapan dan Cilacap pada akhir tahun ini.