Ternyata Tak Mudah Jadi Kader Posyandu

Katemi tak habis akal. Iya meyakini, anak balita akan luluh dengan rayuan.

baca juga : Marchvelous, Berburu Kuliner Khas Negeri Pisa

“Kalau terus meronta-ronta atau menangis, terpaksa ditunda dulu. Harus dirayu lagi. Saya bilang, rasanya manis seperti rasa buah strawberi atau seperti rasa buah ceri. Pilih rasa apa, Nak?” selorohnya.

Dengan cara itu, 99 persen akan luluh. “Kalau sudah divaksin, ada rasa puas. Kami sudah memberikan upaya kami. Kami doakan mudah-mudahan jadi balita yang sehat terus. Jadi anak yang cerdas dan membanggakan kelak,” sebutnya.

Tugas kader belum berakhir. Kader harus mendatangi rumah orangtua yang memiliki balita untuk divaksin. Proses ini dilakukan ketika orangtua tak sempat atau lupa membawa anaknya ke Posyandu.

“Ini namanya swiping Posyandu. Jadi kami datangi dari rumah ke rumah untuk beri vaksin, menimbang dan mengukur tinggi badan anak-anak.

Dukanya itu kalau kami pas datangi rumahnya tetapi orangtuanya tidak ada di tempat, balitanya juga dibawa. Sering seperti itu,” ungkapnya.

PIN Polio 2016 ini, akan dibuka hingga tanggal 15 Maret mendatang. Hari pertama saja, Selasa (8/3/2016), baru sebanyak 115 balita yang diberi vaksin polio. “Kami targetkan semuanya hari ini tuntas. Tidak perlu menunggu sampai tanggal 15. Masih ada sekitar 14 balita yang belum. Besok (hari ini) kami akan swiping dari rumah ke rumah,” jelasnya.

“Niat kami tidak pernah surut. Kami sadar bahwa kesehatan itu penting. Kalau tidak sehat, sangat susah beraktifitas.

Apalagi jika anak-anak, tentu menyangkut masa depannya. Untuk itu, perlu kepedulian dari kami sebagai kader Posyandu memberikan pelayanan tanpa mengharap imbalan. Ini sumbangsih kami juga ke bangsa dan negara toh?” ujarnya. (*)

Netizen yang baik hati, kunjungi juga twitter kami @tribunkaltim serta Tonton Video YoutubeTribunKaltim