Gerhana Matahari Total
Songsong GMT, Abah Siapkan Kacamata dan Kaca Las
Tak hanya turis mancanegara, masyarakat lokal juga antusias menyambut peristiwa alam langka itu. Salah satunya warga Prapatan, Arbi.
Penulis: tribunkaltim |
Kendati antusias menyaksikan GMT, Abah mengatakan tidak akan melihat fenomena tersebut lebih dari dua menit. Pasalnya mata akan terasa sakit dan berair ketika melihat dalam jangka waktu lama. Alasan itulah yang dipakainya untuk melarang anak‑anaknya menyaksikan peristiwa alam langka itu.
Abah sudah memberi tahu anak‑anaknya agar tidak keluar rumah dan menyaksikan GMT ketika posisi Bulan tepat menutupi Matahari.
Abah mengaku masih dihantui ketakutan tentang bahaya sinar korona Matahari terhadap mata, terutama anak‑anak.
Padahal, ia sendiri telah menyiapkan alat bantu melihat GMT yang dibuat secara manual dari kaca film kamera lama. Kaca film tersebut ditumpuknya berlapis 6, kemudian dilekatkan dengan isolasi pada kacamata hitam.
"Kacamata manual yang saya buat itu, sebenarnya bisa juga untuk lihat GMT, tapi takutnya masih bisa tembus. Apalagi saya masih takut dampak sinar korona GMT, kita lihat dengan kaca las lebih dari dua menit aja sudah sakit mata kita. Apalagi dengan kacamata manual," jelas Pria yang menetap di Gunung Sari Ulu itu. (*)