Krisis Air

Krisis Air Bersih, PDAM Justru Larang Pembuatan Sumur Bor

“PDAM tentu tidak bisa memaksakan terus produksi, karena mesin air bisa meledak jika dipaksakan,” ujarnya.

tribunkaltim.co/niko ruru
Embung Sungai Bolong, Pulau Nunukan yang semakin mengering, Rabu (20/1/2016) pagi. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Krisis air bersih di Pulau Nunukan membuat sejumlah warga berupaya mencari alternatif sumber air setelah beberapa hari belakangan tak lagi mendapatkan suplai air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Nunukan.

Kekeringan yang menyebabkan stok air di embung-embung milik PDAM terus menyusut sehingga distribusi air tak lagi maksimal, membuat warga membuat sumur bor.

Namun hal itu justru dikhawatirkan semakin menambah krisis air di Pulau Nunukan.

Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan PDAM Nunukan Suparlan Kasmin mengatakan, pembuatan sumur bor akan memperparah ketersediaan air di Pulau Nunukan.

''Kita ini di pulau. Ingat! Air itu dua jenis. Satu tawar dan satu air laut. Kalau mangrove tidak ada, air tanah tidak ada, kemudian intrusi karena penggunaan sumur bor, apa yang bakal terjadi?,'' ujarnya, Senin (14/3/2016).

(Baca juga: Malaysia Kembali Tangkap Petani Rumput Laut)

Dijelaskannya, intrusi akan menyebabkan air tawar di dalam tanah terkontaminasi. Hal itu disebabkan karena tanah perlahan membuka celah masuknya air laut ke dalam tanah.

“Perlahan-lahan air laut terus masuk dan menimbulkan dampak sangat berbahaya. Pulau Nunukan bisa tenggelam karena intrusi yang terjadi telah menjadi akses masuk bagi air laut,” ujarnya.

Pihaknya justru mengajak masyarakat untuk berfikir jangka panjang, menjaga ketersediaan air tawar di Pulau Nunukan.

Caranya dengan melakukan reboisasi hutan, penghijauan dan penjaga sepertiga Pulau Nunukan menjadi kawasan resapan air.

"Yang bagus itu kita jaga hutan lindungnya. Kita punya aturan, jalankan! Kita punya SKPD bekerjalah,'' ujarnya.

Saat ini, sebutnya, produksi air PDAM sudah jauh dari batas normal. Jika sebelumnya PDAM bisa memproduksi air hingga 50 liter perdetik, kini kemampuannya menyusut hingga menjadi 15 liter perdetik.

“PDAM tentu tidak bisa memaksakan terus produksi, karena mesin air bisa meledak jika dipaksakan,” ujarnya.

Saat ini PDAM juga masih menunggu instruksi Bupati Nunukan terkait upaya yang dilakukan menyikapi kekeringan saat ini.

“Sudah dua kali PDAM melayangkan surat sejak tersendatnya operasional mesin PDAM. Tetapi Bupati belum merespon surat yang kami sampaikan. Kami menunggu apa yang diperintahkan Bupati. Yang jelas kami sudah dua kali menyurat, belum ada balasan,'' katanya. (*)

***

Update informasi terkini, unik, dan menarik.

Like/suka fan page Facebook tribunkaltim.co, ikuti/follow Twitter  @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim


Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved