Helikopter TNI Jatuh di Poso

Sebelum Jatuh dan Terbakar, Warga Lihat Helikopter Sempat Berputar-putar

Heli yang jatuh dan terbakar karena diduga disambar petir itu berisi 13 orang, dan semua tewas, termasuk tiga kolonel TNI AD tersebut.

Editor: Amalia Husnul A
ISTIMEWA/Muhammad Rifki
Helikopter jenis Bell 412 EP No HA-5171 yang ditumpangi rombongan Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf Saiful Anwar bersama sejumlah perwira TNI AD sesaat sebelum heli tersebut jatuh. Foto diambil dari lokasi Sektor IV Operasi Tinombala 2016, sehari sebelum insiden Minggu (20/3/2016). 

Memimpin rombongan yang menaiki helikopter itu, Danrem 132/Tadulako Kolonel (Inf) Saiful Anwar sempat melakukan pengecekan situasi terkini lokasi persembunyian teroris pimpinan Santoso pada Jumat (18/3/2016) lalu.

Selain tiga kolonel itu, para perwira lain yang juga tewas dalam kejadian itu adalah Letkol CPM Teddy S. Prapat (Komandan Detasemen Polisi Militer Palu), Mayor Faqih Rasyid (Kepala Penerangan Korem 132/Tadulako), Kapten Yanto (dokter Korem), Kapten (Pnb) Agung (pilot helikopter), dan Letnan Satu (Pnb) Wiradi (ko-pilot) dan Letnan Dua (Pnb) Tito.

BACA JUGA: Helikopter Baru Buatan Italia untuk Jokowi Lebih Bagus dari Super Puma

Empat korban tewas lainnya adalah Prajurit Dua Kiki (ajudan Danrem), Sersan Satu Bagus (kru helikopter), Sersan Dua Karmin (kru helikopter), dan Prajurit Satu Bangkit (kru helikopter).

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian tadi malam, sebelum jatuh dan terbakar, helikopter yang digunakan anggota TNI dalam Operasi Tinombala itu sempat berputar-putar di atas pemukiman warga.

"Banyak warga yang sempat melihat helikopter sempat berputar-putar sebelum jatuh dan terbakar. Saat itu situasi menjelang azan maghrib," kata warga di lokasi kejadian.

BACA JUGA: Tiga Helikpter Sudah Mendarat, Warga pun Berhamburan Ingin Lihat Siapa Penumpangnya

Operasi Tinombala yang dimulai sejak 10 Januari 2016 adalah operasi gabungan Polri dan TNI untuk menangkap kelompok teroris Poso pimpinan Santoso yang bersembunyi di hutan lebat Sulawesi Tengah.

"Dalam rangka operasi Tinombala, itu operasi gabungan TNI Polri dalam rangka mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso," kata Kapolda Sulteng, Brigjen Rudy Sufahriadi, Minggu (20/3/2016) malam.

Operasi Tinombala seharusnya berakhir 9 Maret 2016 lalu.

BACA JUGA: Kisah Detik-detik Helikopter Sebelum Jatuh Menurut Penumpang yang Selamat

Namun, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan operasi itu diperpanjang selama dua bulan. Operasi tersebut didukung oleh Operasi Camar Maleo IV.

Heli naas itu awalnya berangkat dari wilayah Lore menuju Kota Poso.

Namun ketika hendak memasuki Kota Poso, tepatnya di wilayah Poso Pesisir Dusun Patirobajo (sekitar 20 km dari Kota Poso), heli tiba-tiba oleng dan jatuh terbakar serta hancur berkeping-keping.

BACA JUGA: Angkut Lima Penumpang, Helikopter Carteran Hilang Kontak

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved