Milisi Abu Sayyaf

Media Filipina Sebut Perusahaan Setor Rp 14 Miliar Sebelum 10 WNI Bebas, Indonesia Bilang Nol Rupiah

Disebutkan, sepuluh warga negara Indonesia bebas dari cengkeraman militan Abu Sayyaf usai menyerahkan uang tebusan sebesar Rp 14 miliar.

Editor: Amalia Husnul A
INQUIRER/Gubernur Sulu-Abdusakur Tan II
Sepuluh ABK tugboat Brahma 12 yang telah dibebaskan kelompok Abu Sayyaf dijamu dengan menu makanan lengkap berupa ayam goreng, ikan dan nasi di kediaman Gubernur Sulu, Filipina, Abdusakur Tan II. 

TRIBUNKALTIM.CO, FILIPINA - Kabar mengejutkan datang dari surat kabar Filipina, Inquirer.

Disebutkan, sepuluh warga negara Indonesia bebas dari cengkeraman militan Abu Sayyaf usai menyerahkan uang tebusan sebesar Rp 14 miliar.

Uang tebusan itu berasal dari perusahaan yang menaungi 10 WNI, Patria Maritime Lines.

Kepala kepolisian Jolo, Junpikar Sitin tidak mengetahui perihal uang tebusan untuk membebaskan 10 WNI.

Hal senada juga dikemukakan Wali Kota Jolo, Hussin Amin usai bertemu dan menyambut 10 WNI yang dibebaskan Abu Sayyaf.

ABK tugboat Brahma 12 berada di dalam pesawat yang membawa mereka dari Sulu menuju Indonesia, saat transit di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Minggu (1/5/2016).

BACA JUGA: Tak Ada Pembayaran Uang Tebusan untuk Pembebasan 10 WNI yang Disandera Abu Sayyaf

Untuk diketahui, kelompok Abu Sayyaf tidak akan membebaskan sandera bila uang tebusan belum dibayar.

Kepolisian Filipina hanya memastikan sepuluh WNI yang dibebaskan Abu Sayyaf diantar ke rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan Jnr.

Mereka ditinggalkan di depan rumah Gubernur Sulu.

10 WNI yang dibebaskan dalam kondisi sehat. Mereka dibawa ke rumah sakit di pangkalan militer Teodulfo Bautista di Barangay Busbus.

Pengamat Intelijen Ridlwan Habib mengapresiasi langkah pemerintah yang telah berhasil membebaskan sepuluh WNI dari Abu Sayyaf.

BACA JUGA: BREAKING NEWS - Sepuluh WNI yang Disandera Milisi Keji Abu Sayyaf Akhirnya Dibebaskan

"Ini sebuah prestasi dan patut kita apresiasi sebab sandera bebas dalam waktu yang tidak lama," kata Ridlwan Habib.

Dibandingkan dengan sandera lainnya, dia mengatakan pembebasan 10 WNI itu terbilang berjalan bagus. Sebab, semua sandera selamat melalui sebuah negosiasi yang membutuhkan kesabaran dan kepiawaian.

"Jika kita melihat misalnya sandera asal Kanada berakhir dengan pemenggalan setelah tujuh bulan," ujarnya.

Kini, otoritas Filipina meyakini kelompok itu masih menahan 11 orang sandera.

Di antaranya adalah empat WNI, empat warga Malaysia, seorang warga Kanada, seorang warga Norwegia, dan seorang warga Belanda.

BACA JUGA: Video - 10 WNI yang Disandera Abu Sayyaf Makan Bersama Gubernur Sulu

Presiden Joko Widodo bersyukur sepuluh WNI dibebaskan Abu Sayyaf. Rasa syukur Jokowi itu menyembul usai bertemu Menlu Retno Marsudi, Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Istana Bogor, Jawa Barat.

"Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya 10 ABK WNI yang disandera kelompok bersenjata sejak 26 Maret lalu saat ini telah dapat dibebaskan," ujar Jokowi.

Menurutnya, sepuluh WNI menuju ke Jakarta dari Zamboanga, Filipina. Mereka tiba di Jakarta pada pukul 10.00 WIB.

10 WNI itu disandera sejak 26 Maret 2016. Penyanderanya yang berafiliasi dengan Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara dengan Rp 14,2 miliar.

Para WNI tersebut adalah ABK dari kapal Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12 yang berisi 7.000 metrik ton batu bara.

 

VIktor: 10 ABKBebas Tanpa Mengeluarkan Dana Sepeser Pun

Berita di media Filipina ini tentu saja berbeda dengan pengakuan Ketua Fraksi NasDem DPR RI, Viktor B Laiskodat, yang ikut dalam upaya pembebasan sandera.

Menurut Viktor mengatakan pembebasan 10 ABK yang disandera Abu Sayyaf tanpa mengeluarkan dana sepeser pun.

Ia menyampaikan bahwa proses pembebeasan mereka murni karena negosiasi antarlembaga seperti Yayasan Sukma, Media Grup dan Partai NasDem.

"Pembebasan ini murni negosiasi, jadi tidak ada uang yang diminta oleh Abu Sayyaf sebanyak 50 juta peso itu," jelas Viktor dalam keterangan yang diterima.

BACA JUGA: Setelah Periksa Kesehatan, 10 ABK Istirahat di RSPAD Gatot Subroto

Diketahui bahwa 10 orang ABK yang disandera Abu Sayyaf tiba di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu (1/5/2016) pukul 23.30 WIB. Mereka disambut Menteri Luar Negeri Retno dan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo.

Usai tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, sepuluh bekas sandera dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Jadi selama dua hari ini, mereka akan kami lakukan pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Subroto," jelas Menteri Retno di Lanud Halim Perdanakusuma. (Tribunnews.com/Amriyono Prakoso)

(tribunnews/uth/kps)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim


Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved