VIDEO: Beruang Madu Memakan Kotorannya Sendiri karena Kelaparan, Gajah Pun Mati di Sini

Terdapat dua video serupa menayangkan buruknya fasilitas kebun binatang yang didapatkan hewan ini.

TRIBUN KALTIM / MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
Mely, seekor beruang madu betina, diterima BKSDA setelah hampir 8 tahun dirawat oleh Warga Tana Grogot, Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, BANDUNG - Mengenaskan sekali kondisi Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat ini.

Hewan-hewan yang menghuni kebun binatang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Dalam tayangan sebuah video yang diunggah oleh Yayasan Scorpio Indonesia ke situs berbagi video Youtube, memperlihatkan bagaimana beruang madu (Helarctos malayanus) di kebun binatang ini memakan kotorannya sendiri.

Beruang madu yang merupakan spesies beruang terkecil di dunia ini terlihat sangat kelaparan, hingga kotoran yang baru saja ia keluarkan langsung dilahap seketika.

Beruang madu salah satu satwa langka, endemik di Pulau Kalimantan.

(TRIBUN KALTIM/MARTINUS WIKAN) - Beruang madu saat mencari makanan di Enclosure Beruang Madu Balikpapan, pekan lalu. Di tempat ini ada tujuh beruang madu sitaan dari warga.

BACA JUGA: Tiga Pria Selfie Sambil Membelah Perut Beruang Madu, Satwa Langka

Selain itu tubuh beruang madu di kebun binatang terlihat sangat kurus, kelaparan, dan tidak terurus.

Terdapat dua video serupa menayangkan buruknya fasilitas kebun binatang yang didapatkan hewan ini.

Penghuni kebun binatang ini ditelantarkan begitu saja oleh pihak pengelola dalam kondisi kelaparan.

BACA JUGA: BREAKING NEWS: Tiga Terduga Pembantai Beruang Madu Ditangkap Polisi

Bahkan beberapa beruang yang ada dalam kandang tersebut terlihat mengemis-ngemis kepada pengunjung yang datang ke kebun binatang meminta makanan.

Hewan-hewan itu berdiri sembari mengangkat kedua tangannya agar para pengunjung memberikan makanan.

Para pengunjung terlihat melemparkan makanan ringan ke arah beruang dan langsung dilahap oleh para beruang yang kelaparan.

Gajah Usia 40 Tahun Mati karena Penanganan Terlambat

 BACA JUGA: Gajah Tewas Akibat Serangan Jantung karena Kelelahan Mengangkut Turis Keliling Angkor Wat

Dua pekan lalu, seekor gajah Sumatera bernama Yani, yang selama ini berada di Kebun Binatang Bandung ditemukan mati pada Rabu, 11 Mei 2016, pukul 18.36 WIB.

Yani, satwa koleksi Kebun Binatang Bandung, sudah sepekan tergeletak di tenda terpal biru di belakang kandang tiga gajah lain, akhirnya mati setelah mendapat penanganan dari tim dokter hewan gabungan Pemerintah Kota Bandung, BKSDA, Taman Safari, dan Rumah Sakit Hewan Cikole, Rabu sore.

Ia mati karena terlambat mendapatkan perawatan dokter.

(KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI) -  Yani, gajah sakit milik Kebun Binatang Bandung yang menunggu ajal di Kebum Binatang Bandung, Jalan Taman Sari, Selasa (10/5/2016). Yani dibiarkan tergeletak di bawah terpal tanpa mendapat penanganan serius dari pihak pengelola.

Setelah kejadian itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat bakal memberi teguran keras kepada Yayasan Margasatwa Tamansari, selaku pengelola Kebun Binatang Bandung.

"Saya akan menegur keras. Kebun Binatang Bandung teledor. Bagi saya, ini sudah menelantarkan satwa," ujar Kepala BBKSDA Jawa Barat Sylvana Ratina saat ditemui di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu malam.

BBKSDA bahkan mengancam akan mengambil alih pengelolaan Kebun Binatang Bandung bila nanti diketahui Yayasan Margasatwa Tamansari sudah tidak mampu lagi merawat satwa-satwa koleksi. Menurut Sylvana, pengelola Kebun Binatang Bandung mengalami kesulitan keuangan.

Salah satu indikatornya adalah tidak adanya dokter hewan tetap di sana. "Dokter hewan tidak ada. Katanya, mereka kekurangan dana. Ini satwa-satwa dilindungi dan milik negara. Akan kami sita kalau mereka tidak sanggup (merawat)," katanya. (Youtube)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved