Penutupan Lokalisasi

Ada Oknum yang Nggak Bayar Malah Mengadu, Ibu Asuh Berharap Pemerintah Lebih Serius

Perempuan-perempuan seksi yang biasanya mangkal di wisma juga tak terlihat batang hidungnya. Beberapa warung masih buka, namun tak ada pembeli.

Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co/Nevrianto Hardi Prasetyo
Suasana di lokalisasi Bayur, Kota Samarinda, Provinsi Kaltim jelang penutupan. 

Bahkan Tika berani menjamin, para penghuni lokalisasi tidak beroperasi lagi jika ada pekerjaan yang lebih baik daripada melacur.

Selain haram, Tika menilai pekerjaan pelacur amatlah berat, meskipun mampu menghasilkan pundi-pundi uang yang cepat. Menurutnya orang tak pernah tahu betapa sakitnya menjual diri.

Pengalamannya, Tika kerap mendapati perlakuan yang keji pria hidung belang terhadap anak asuhnya. Ada yang 'main' kasar hingga tak membayar.

"Pernah loh ada orang yang 'main', dia minta mainnya lama. Tapi dia bayar cuma Rp 150 ribu. Itu kita mau dapat apa. Sudah kasar, minta lama, bayarnya nggak seberapa. Tapi anak asuh saya terpaksa melayani karena butuh uang untuk keperluan anaknya di Jawa," ucapnya.

BACA JUGA: Penutupan Lokalisasi Mendadak Ibarat Pecahkan Balon Virus

Tak hanya itu, menurut pengakuan Tika, anak asuhnya pernah menerima perlakuan biadab dari oknum aparat. Peristiwa itu terjadi di bulan puasa.

Sebelumnya, oknum itu menghubungi salah satu anak asuhnya menanyakan ada tidaknya razia di lokalisasi tersebut pada hari itu. Setelah dikatakan tidak ada razia, oknum tersebut tak lama datang ke lokalisasi.

Kemudian ia mengobrol dengan salah satu PSK, yang kemudian berlanjut hingga melayani nafsu oknum tersebut. Padahal itu terjadi di bulan puasa.

Sayangnya, justru itu menjadi pukulan telak bagi lokalisasi, yang seharusnya tak beroperasi di saat bulan puasa.

BACA JUGA: Satpol PP Akan Bongkar Paksa Bila Ditemukan Bilik Kamar

"Selesai main, oknum itu nggak mau bayar. Dia malah telepon polisi, bilang kalau di Bayur masih ada ada yang 'melayani' di bulan puasa. Ya akibatnya di sini langsung razia. Anak asuh saya kena tangkap akhirnya. Kita yang repot. Sudah nggak bayar, malah mengadu," kata Tika yang jengkel dengan peristiwa itu.

Kisah-kisah itu setidaknya menggambarkan betapa susahnya mengais rezeki yang haram sekalipun. Ia pun menginginkan pemerintah serius menutup prostitusi dengan solusi memberi jaminan hidup dan pekerjaan bagi warga lokalisasi.

Kedatangan Menteri Sosial yang direncanakan turut hadir di Bayur nanti, dianggap Tika sebagai momen tepat berdialog mencari solusi.

Ia berharap 1 Juni nanti penutupan itu tak sekadar seremonial belaka yang kemudai beroperasi lagi selepas puasa. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim


Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved