Ramadhanku
Setahun, Santri Wajib Hafal 10 Juz Al Quran di Ponpes KH Harun Nafsi
Bahkan, meski tidak pernah publikasi penerimaan siswa baru, ada saja santri yang datang untuk belajar di pesantren.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pondok Pesantren (Ponpes) KH Harus Nafsi yang berada di Kelurahan Harapan Baru, Loa Janan Ilir, Samarinda merupakan salah satu pesantren ternama di Kota Samarinda.
Bahkan, meski tidak pernah publikasi penerimaan siswa baru, ada saja santri yang datang untuk belajar di pesantren yang fokus pada pendidikan Al Quran ini.
Belum lama ini, Tribunkaltim.co berkesempatan mengunjungi ponpes yang berlokasi dekat SMA Melati Samarinda tersebut.
Saat itu bertemu langsung dengan Ustadz Muhammad Bahri, seorang pengajar yang paham berbagai seluk-beluk Ponpes KH Harun Nafsi.
Baca: Ponpes Syaichona Cholil Gembleng Santri Manfaatkan Lahan Tidur Kembangkan Agrobisnis
"Di sini khusus mempelajari ilmu akhirat. Fokusnya menghafal Al Quran. Kami tidak ada pelajaran dunia seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan lainnya. Metode yang digunakan, siswa diminta menghafal Al Quran minimal setengah lembar tiap harinya. Setengah lembar itu kami sebut "semuka". Bukan selembar, karena kalau selembar itu berarti bolak‑balik. Dalam 20 hari, santri bisa menghafal 1 juz. Ditambah 10 hari untuk melancarkan, maka dalam sebulan santri bisa hafal 1 juz," kata Ustadz Muhammad Bahri.
Dengan metode tersebut, santri diharapkan bisa menghafal 10 juz tiap tahunnya, sehingga dalam waktu 3 tahun, 30 juz atau satu Al Quran bisa dikuasai.
Untuk waktu belajar, Ponpes KH Harun Nafsi memiliki waktu tersendiri. Dimulai dari subuh hingga pukul 07.00 pagi sudah mulai hafalan Quran.
Kemudian dilanjut lagi dzuhur hingga pukul 13.30, lalu Ashar hingga pukul 17.00 dan maghrib hingga pukul 21.00.
Usai menghafal, santri akan diberikan waktu minimal sebulan untuk tampil di depan teman‑teman serta guru.
"Hafalan ketika tampil itu sesuai dengan apa yang mereka hafalkan tiap hari," katanya.
Meskipun selalu belajar terkait akhirat, apabila ada santri yang ingin mengenyam pendidikan lain di luar ponpes, pengasuh pesantren mempersilakan.
"Silakan saja. Misalnya, santri ingin sekolah di luar, itu tak masalah. Yang penting, mereka tinggal di sini, dan mengikuti apa yang sudah diwajibkan dilakukan. Ada kok santri kami yang juga bersekolah di luar, dan tetap mengikuti pelajaran mengaji di sini," ungkap Ustadz Muhammad Bahri.
Baca: Utamakan Kepemimpinan, Ponpes Modern Asy Syifa Wajibkan Santri Ikut Pramuka
Selain berbeda dengan ponpes modern lain yang kerap kali mengajarkan pelajaran dunia, ponpes ini memiliki perbedaan, yakni tidak adanya biaya yang harus dikeluarkan siswa jika ingin masuk dan belajar.
"Tidak ada biaya. Semua gratis dan disiapkan pemilik pesantren. Makanan pun kami siapkan, berupa peralatan masak, minyak, dan berasnya juga sudah ada tiap bulan. Lauknya saja yang tidak kami siapkan. Untuk hal itu, biasanya mereka beli sendiri," katanya.
Baca: Setiap Subuh Santri di Ponpes Darul Qurra Wajib Setor Hafalan Al Quran
Untuk jenjang santri yang diterima adalah mereka yang setidaknya setingkat SMA. Ponpes tidak diberikan kepada mereka yang sudah dalam level perkuliahan.
"Untuk batas waktu belajar, minimal 3 tahun. Jika sudah melewati batas waktu itu, maka santri tidak bisa melanjutkan pelajaran," katanya. (*)
***