Pria Tergopoh-gopoh asal Kalimantan Jauh-jauh ke Jakarta untuk Bisa Bertemu Ahok

"Saya hanya ingin bertemu dengan Pak Ahok. Walau saya orang Balikpapan, saya berharap bisa mendukung Pak Ahok, mungkin kalau dia maju Pilpres nanti,"

(Kompas.com/Jessi Carina)
Seorang warga Balikpapan, Kalimantan Timur, berjalan tergopoh-gopoh dengan menggunakan tongkat untuk mengikuti halalbihalal dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Koya DKI Jakarta, Senin (11/7/2016). (Kompas.com/Jessi Carina) 

TRIBUNKALTIM.CO - Seorang pria paruh baya berjalan tertatih-tatih dengan bantuan tongkat. Kerabatnya terlihat menuntunnya berjalan menuju lokasi berdiri Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Ia tergopoh-gopoh. Bergitu dekat, Ahok sapaan Basuki, mendekati dan membantu menuntunnya. Pria tersebut pun bersalaman dengan Ahok.

Itulah satu pemandangan di tengah kegiatan halalbihalal bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat, dan pejabat DKI.

Acara berlangsung di Balai Koya, lingkungan Pemprov DKI Jakarta, Senin (11/7/2016). Kegiatan silaturahmi diikuti ratusan pegawai negeri sipil DKI.

Namun di antara barisan PNS DKI yang antre bersalaman dengan Basuki dan Djarot, ada seorang warga sipil.

Setelah bersalaman dengan Ahok, Wakil Gubernur Djarot ikut menuntun pria tersebut dan menyalaminya. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Moechgiyarto juga juga membantu pria tersebut berjalan.

BACA JUGA:  Begini Kegaduhan di Twitter Usai Pernyataan KPK, Netizen Minta Ahok jadi Gubernur di Kaltim

(TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN) - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menanggapi hasil rapat komite gabungan tentang penghentian reklamasi Pulau G, Pantai Utara Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (30/6/2016). Menurutnya hasil rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli itu belum berbentuk sebuah peraturan yang wajib dipatuhi. TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN

Pria tersebut tidak bisa menyalami semua pejabat DKI yang ada di barisan itu. Pamdal Balai Kota DKI langsung membantunya duduk di kursi yang telah disediakan.

"Nama saya Daniel Suhendra dari Balikpapan," ujar pria tersebut dikutip www.TribunKaltim.co dari Kompas.com.

BACA JUGA: Sebelum Serahkan Data ke KPUD, Teman Ahok Tak Akan Buka Laporan Keuangan

Daniel mengatakan, dia datang dari Balikpapan khusus untuk bertemu dengan Ahok. Saat berbaris, Daniel didampingi oleh temannya, Hans Rotikan, warga Jakarta yang tinggal di Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

"Saya hanya ingin bertemu dengan Pak Ahok. Walau saya orang Balikpapan, saya berharap bisa mendukung Pak Ahok, mungkin kalau dia maju Pilpres nanti," ujar Daniel.

Daniel mengatakan, dia tidak sempat berbincang apa apa dengan Ahok. Dia mengaku belum puas karena hanya bersalaman sebentar dengan Ahok. Dia berharap bisa berbincang lebih banyak dengan Ahok pada kesempatan lain.

 BACA JUGA: Sikap Lulung Berubah, Kini Ucapkan Selamat untuk Ahok Setelah KPK Bilang Begini

Ibu Renta Minta Bantuan Kembali ke Balikpapan

Sebelumnya, seorang wanita renta mendatangi Ahok di kanator Gubernur DKI Jakarta, Kamis (30/6/2016).

Ibu itu mengaku memerlukan biaya untuk pulang ke Balikpapan terkait urusan anaknya yang hilang.

Wanita yang kebingungan karena tak punya uang ini lalu dibantu oleh Ahok.

 Pada hari kesempatan yang sama, seorang ibu mengadu sambil menangis. Ia bercerita tentang beratnya persoalan yang sedang dihadapi. Saat itu ibunya yang sakit kanker baru saja melakukan kemoterapi.

Sang ibunda menggunakan BPJS namun ada obat yang tidak ditanggung BPJS.

Obat tersebut dari Yayasan Kanker Indonesia seharga Rp 1,5 juta dan sang ibu membutuhkan enam botol.

Mendengar hal ini Ahok langsung perintahkan anak buahnya segera menuju Yayasan kanker Indonesia untuk menebus obat tersebut.

Dalam kasus-kasus seperti ini biasanya Ahok menalangi biaya menggunakan uang pribadi.

Beberapa kali Ahok melakukan hal ini contohnya saat veteran perang yang tak mampu membayar rusun, dengan uang pribadi ia yang nalangi.

Gubernur Ahok dikenal berbeda dengan gubernur lain, ia senantiasa menyempatkan waktu untuk bertemu dengan warga yang memiliki masalah dan ia akan membantu menyelesaikannya.

Pada saat yang sama wartawan pun biasa berkumpul dan nantinya meminta tanggapan dari persoalan yang mencuat.

Pada beberapa momen yang selalu dipublikasikan oleh stafnya, Ahok selalu berupaya menyelesaikan persoalan-persoalan warga, dari masalah Kartu Jakarta Pintar (KJP), masalah pertanahan yang ia juga mengusai, persoalan sengketa jalan antarwarga hingga persoalan ketenagakerjaan.

Pernah ada PNS yang ia minta pecat saat itu juga lantaran ketahuan melakukan pungutan liar dan mengurus persoalan tanah warga dengan tidak sesuai dengan aturan.

Berawal dari laporan warga yang pertanyakan denah pada sertifikat tanah miliknya.

Pada momen lain bahkan ada ibu-ibu yang menangis minta untuk tidak dipecat, namun Ahok berikan argumennya.

Ahok menjelaskan saat turun ke lapangan, ia melihat langsung kerja si wanita ini yang tak benar.

Meski si ibu menangis dan bilang anaknya lima, Ahok tetap tegas pada pendiriannya.

Ia ingin pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan, tak ada penyimpangan dalam bentuk apa pun. (kompas.com/tribunnews.com)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim


Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved