Berita Eksklusif

Pertumbuhan Ekonomi Merosot, Pengusaha Alat Berat Akhirnya Turun ke Sawah

Tetapi itu biasa. Maklum saja karena usaha tambang itu sama seperti bisnis kayu. Sifatnya gali, tebang dan dapat.

Penulis: tribunkaltim |
TRIBUN KALTIM/DOAN PARDEDE
Ilustrasi - Pertanian 

Sebuah buku bersampul plastik diberikan kepada para jurnalis saat itu. Penulisnya Gubernur Awang sendiri dibantu Sekretaris Daerah Rusmadi, dan beberapa nama lain, seperti Daddy Ruhiyat dan Bohari Yusuf.

"Visi Kaltim 2030, Pertumbuhan Ekonomi Hijau yang Berkeadilan dan Berkelanjutan", judul buku itu. Pemikiran kebijakan transformasi ekonomi Kaltim pasca migas dan batu bara dituangkan dalam buku tersebut.

Bukan tanpa alasan Gubernur Kaltim melakukan transformasi ekonomi di daerah kaya migas dan batu bara.

Komoditi yang terancam habis serta harga yang tidak sustainable menjadi penyebabnya.

Hal ini juga tercermin dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kaltim yang terus merosot tiap tahunnya akibat anjloknya komoditi migas dan batu bara tersebut.

Di 2012, LPE Kaltim berada di posisi 5, 26 persen, 2013 merosot pertumbuhannya ke 2, 25 persen. Tahun berikutnya, LPE juga tak menunjukkan perbaikan ekonomi dan akhirnya merosot minus -1, 28 persen pada 2015.

"Jika pada beberapa tahun sebelumnya LPE Kaltim tumbuh, meskipun tak banyak, tetapi 2015 perkembangannya negatif," ujar Syahril, petugas BPS Kaltim, Senin (18/7/2016).

Merosotnya LPE tersebut tak lepas dari merosotnya Produk Domestik Regional Bruto sektor pertambangan.

Sejalan dengan LPE Kaltim yang merosot, penguasaan ekonomi dalam sektor itu, ikut juga turun, yakni dari 57, 11 persen pada 2012 turun 55, 21 persen 2013, hingga akhirnya berada di angka 44, 91 persen pada 2015.

Sayangnya turunnya, persentase ekonomi sektor pertambangan tak dibarengi peningkatan sektor-sektor lain yang diharap mampu menjadi pengganti cooling down-nya sektor migas dan batu bara.

Hal ini terlihat dari sektor industri yang menjadi peringkat kedua penopang ekonomi Kaltim.

Sejak 2012 hingga 2015, kenaikan sektor tersebut tak pernah melebihi 5 persen.

Sementara sektor hijau, yakni pertanian, kehutanan dan perikanan yang digadang-gadang menjadi sektor baru sekaligus solusi ekonomi Kaltim, justru persentasenya tak pernah sampai 10 persen selama 5 tahun terakhir.

Baca: Wah, Baru 25 Persen Lahan Pertanian Kaltim yang Dioptimalkan

Kendala Infrastruktur
Mantan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Kaltim yang kini menjabat Kepala Disperindangkop dan UMKM Kaltim M Sabani pernah menjelaskan terkait pemerosotan ekonomi di Kaltim.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved