Berita Unik

Kisah Mengharukan. . . Protes Diskriminasi, Wanita Kasta Rendah Ini Potong Payudaranya Sendiri

Hal tersebut dilakukannya sebagai bentuk melawan dan aksi protes mengenai diskriminasi "pajak payudara".

MURALI T
Seorang seniman melukis kisah Nangeli, wanita dari kasta rendah yang menolak diskriminasi membayar pajak dengan cara memotong payudaranya. 

TRIBUNKALTIM.CO, INDIA - Terinspirasi dari cerita rakyat mengenai diskriminasi yang menimpa wanita dari kasta kelas bawah di India, seorang seniman bernama Murali T melukiskan kisah hidup wanita tersebut agar masyarakat setempat terus mengingat mengenai kisah pegorbanannya.

Sebuah cerita rakyat tersebut mengisahkan seorang wanita bernama Nangeli, rela melakukan aksi memotong payudaranya sendiri. Hal tersebut dilakukannya sebagai bentuk melawan dan aksi protes mengenai diskriminasi "pajak payudara".

Sekitar empat tahun yang lalu, seniman bernama Murali T telah mengetahui kisah Nangeli, melalui seorang warga lokal kota Cherthala, yang mengabadikannya melalui karya tulisan.

Merasa penasaran, akhirnya seniman tersebut menelusuri kebenaran kisah tersebut hingga masuk ke sebuah kota kecil Cherthala, India.

Baca: Wanita Ini Tempelkan Besi Panas ke Payudaranya lantaran Tak Mampu Membayar Perawatan Kanker

"Saya telah menghabiskan banyak waktu dengan warga lokal di Cherthala, dan mendapatkan informasi jika Nangeli diyakini hidup lebih dari 100 tahun yang lalu. Warga juga memberikan sebutan Mulachhipuram atau suatu daratan bagi wanita yang memiliki payudara. Nama tersebut didedikasikan untuk mengingat pengorbanannya melawan diskriminasi pajak payudara yang dialami oleh wanita," ujar Murali, dikutip melalui laman BBC, Jumat (28/7/2016).

Meskipun cerita rakyat ini tidak tercantum resmi dalam sejarah di India, tetapi kisah Nangeli banyak disukai oleh penduduk lokal.

Maka dari itu Murali T berharap melalui lukisan yang telah ia ciptakan dapat mendokumentasikan. Serta menjadi media untuk warga lainnya mengetahui kisah tersebut sebagai bagian dari sejarah pemerintahan Kerala.

Pemungutan pajak payudara ini pertama kali muncul saat masa kekuasaan Raja Travancore, salah satu dari 550 kaum bangsawan yang pernah berkuasa ketika Inggris menjajah India.

Baca: Tradisi Kejam, Para Ibu di Negara Ini Setrika Payudara Anak Gadisnya

Wanita dari kasta bawah saat itu tidak diperbolehkan menutupi payudara mereka. Sebagai gantinya kaum wanita dikenakan pajak jika berani menutupi payudara mereka.

Tujuan dari peraturan ini sendiri untuk menunjukkan perbedaan kasta di India. Karena saat itu, pakaian atau gaun hanya untuk wanita yang berasal dari kasta yang tinggi sehingga untuk mengidentifikasi seseorang bisa dilihat dari cara berpakaian.

Sedangkan saat itu Nangeli berasal dari kasta Ezhava. Dia diwajibkan membayar pajak. Berlaku pula untuk kasta rendah lainnya seperti Thia, Nadar, dan Dalit.

Menurut keterangan dari warga setempat, Nangeli memutuskan untuk menutupi payudaranya tanpa mau membayar pajak.

Aksi keberaniannya tersebut terjadi pada awal tahun 1900-an dimana wanita dari kasta rendah pertama kali melakukan protes terhadap diskriminasi.

"Ketika petugas inspektur menagih pajak datang, Nangeli menolak untuk membayar pajak. Kemudian petugas mendatangi rumahnya meminta agar ia berhenti melanggar peraturan. Kukuh terhadap pendiriannya wanita pemberani ini tetap menolak. Dan memutuskan memotong payudaranya sebagai bentuk protes lalu tewas akibat kehabisan darah," ungkap Murali. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved